Studi Tentang Potensi Ekologis Sempadan Sungai Metro, Kecamatan Sukun, Kota Malang

Main Author: Utama, LaluNovanSatria
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 1900
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/150908/
Daftar Isi:
  • Sungai merupakan salah satu sumber air bersih yang penting dalam kehidupan. Manfaat sungai antara lain adalah sebagai tempat budidaya ikan, drainase makro kota, tempat rekreasi, pengairan, sumber air baku bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dll. Akan tetapi keberadaan sungai tersebut akan sangat berbahaya jika tidak dilakukan pengendalian serta pengawasan pembangunan pada daerah palung sungai dan sempadan karena dapat menyebabkan terganggunya fungsi ekologis (simpanan air dan daya serap terhadap polusi udara berupa CO2) pada daerah tersebut sehingga manfaat sungai tidak teroptimalkan. Sungai Metro merupakan salah satu anak Sungai Brantas melalui Kecamatan Sukun, Kota Malang dan bermuara di daerah paling selatan dari Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Sungai Metro sebagai sungai yang melewati daerah perkotaan dan memiliki panjang 54,55 km tentunya tidak lepas dari permasalahan-permasalahan yang biasa terjadi pada sungai-sungai di Indonesia, yaitu pembangunan fisik pada kawasan pinggiran sungai (palung sungai dan sempadan) yang seharusnya dijaga karena memiliki potensi ekologis. Potensi ekologis diteliti dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan metode spasial. Metode deskriptif kuantitatif digunakan untuk menggambarkan jumlah simpanan air dan daya serap terhadap polusi udara berupa CO2 pada luasan pemanfaatan lahan di daerah palung sungai dan sempadan, baik lahan terbangun maupun tidak terbangun. Metode spasial digunakan untuk mengetahui batasan daerah palung sungai dan sempadan sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 28/PRT/M/2015. ix Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik sungai wilayah studi (1914 meter) adalah dendritik, dengan lebar dominan atau modus daerah palung sungai sebesar 10 meter kearah kiri dan kanan dari titik tengah dasar sungai dan lebar sempadan sebesar 10 meter. Potensi ekologis simpanan air pada daerah palung sungai sepanjang wilayah studi mencapai 544,65 m3/tahun dengan persentase dari hutan Bambu sebesar 79,61 %, bangunan Beton sebesar 7,69 %, jalan Plester sebesar 0,48 % dan semak belukar sebesar 12,21 %. Nilai simpanan akan bertambah menjadi 562,66 m3/tahun atau meningkat sejumlah 18 m3/tahun (3,19 %) bila jalan Plester dan bangunan Beton ditanami pohon Trambesi. Kemudian daya serap terhadap polusi udara berupa karbon dioksida (CO2) pada daerah palung sungai mencapai 110,57 Ton/Ha/Tahun dengan persentase dari hutan Bambu sebesar 58,71 %, dan semak belukar sebesar 41,28 %. Nilai daya serap polusi udara akan bertambah menjadi 338,09 Ton/Ha/Tahun atau meningkat sejumlah 227,57 Ton/Ha/Tahun (67,29 %) bila jalan Plester dan bangunan Beton ditanami pohon Trambesi. Simpanan air pada sempadan dengan panjang wilayah studi seperti daerah palung sungai mencapai 421,98 m3/tahun, terdiri dari hutan Bambu sebesar 60,43 %, bangunan Beton sebesar 17,82 %, jalan Plester sebesar 11,22 % dan semak belukar sebesar 10,51 %. Nilai akan bertambah menjadi 562,66 m3/tahun atau meningkat sejumlah 140,67 m3/tahun (25 %) bila jalan plester dan bangunan Beton ditanami pohon Trambesi. Kemudian daya serap terhadap polusi udara berupa karbon dioksida (CO2) pada daerah sempadan mencapai 64,48 Ton/Ha/Tahun dengan persentase dari hutan Bambu sebesar 55,64 %, dan semak belukar sebesar 44,35 %. Nilai daya serap polusi berupa CO2 akan bertambah menjadi 604,84 Ton/Ha/Tahun atau meningkat sejumlah 540,36 Ton/Ha/Tahun (89,33 %) bila jalan Plester dan bangunan Beton ditanami pohon Trambesi.