Penilaian Risiko Rantai Pasok Minuman Sari Apel Dengan Metode Fuzzy Failure Mode And Effect Analysis (Studi Kasus Di Ukm Kelompok Tani Makmur Abadi (Ktma), Batu)
Main Author: | Iswari, DianArdifah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/150905/ |
Daftar Isi:
- UKM KTMA merupakan UKM yang bergerak di bidang pembuatan sari apel dan wisata petik apel. Dalam penyediaan bahan baku, proses pengolahan, serta pemasaran produknya UKM KTMA perlu memperhatikan sistem rantai pasoknya. Anggota rantai pasok UKM KTMA antara lain petani, pemerintah, UKM KTMA, serta retailer. Masalah rantai pasok yang terjadi di UKM KTMA saat ini adalah jumlah apel romebeauty yang tidak menentu, kualitas apel tidak stabil, alat yang digunakan manual, keterbatasan modal, sumber daya manusia kurang terampil, dan pemasaran belum maksimal. Masalah tersebut akan menjadi risiko yang dapat menimbulkan kerugian, sehingga untuk mengurangi risiko diperlukan identifikasi, pengukuran, dan penilaian risiko. Hasil penilaian risiko rantai pasok akan menjadi dasar dalam penentuan alternatif strategi untuk meminimasi risiko di UKM KTMA. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko rantai pasok, melakukan pengukuran dan penilaian risiko rantai pasok, serta menentukan alternatif strategi untuk meminimalisir risiko yang terjadi pada UKM KTMA. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis (Fuzzy FMEA) dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Penilaian risiko pada penelitian ini ditinjau dari variabel bahan baku, variabel produksi, dan variabel produk. Responden pakar yang digunakan terdiri atas 4 orang petani, 1 orang dari pihak UKM, 1 orang retailer, dan 1 orang akademisi. Hasil penelitian ini diperoleh 16 risiko yang teridentifikasi yang terdiri dari 3 variabel. Risiko yang telah teridentifikasi pada variabel bahan baku yaitu kualitas buah apel tidak sesuai standar, buah apel bersifat musiman, varietas buah apel beragam, ii ketersediaan buah apel rendah, dan keterlambatan pasokan buah apel. Risiko yang telah teridentifikasi pada variabel produksi yaitu keterlambatan atau penundaan pengolahan minuman sari apel, kerusakan kemasan sari apel selama penyimpanan, kerusakan mesin dan peralatan selama proses pengolahan minuman sari apel, kapasitas produksi sari apel yang fluktuatif, dan kontaminasi debu, rambut, atau benda asing lainnya selama proses pengolahan minuman sari apel. Risiko yang teridentifikasi pada variabel produk yaitu kelebihan dan kekurangan persediaan minuman sari apel, permintaan sari apel yang fluktuatif, pesaing substitusi dan sejenis minuman sari apel, dan keterlambatan pengiriman minuman sari apel. Risiko tertinggi pada variabel bahan baku yaitu kualitas buah apel tidak sesuai standar (FRPN sebesar 5,496), variabel produksi yaitu kerusakan mesin dan peralatan selama proses pengolahan minuman sari apel (FRPN sebesar 6,928), dan variabel produk yaitu permintaan minuman sari apel yang fluktuatif (FRPN sebesar 5,916). Strategi yang dapat digunakan untuk minimasi risiko rantai pasok yaitu pembentukan SOP, pelatihan tenaga kerja, perbaikan akses informasi, perencanaan kapasitas, dan menjalin kemitraan.