Manajemen Risiko Proses Produksi Biji Kopi Robusta Menggunakan Metode Failure Mode And Effect Analysis (Fmea) Pada Pt Perkebunan Nusantara Xii Bangelan, Malang

Main Author: Hidayati, Lia
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/150893/
Daftar Isi:
  • PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi kopi robusta. Salah satu kebun milik PTPN XII (Persero) yang memproduksi kopi robusta adalah Kebun Bangelan, Kabupaten Malang Jawa Timur. Salah satu aspek yang harus diperhatikan oleh setiap perkebunan adalah kualitas produk pada proses produksi. Dengan meningkatnya jumlah pesaing produk sejenis, maka faktor kualitas produk harus lebih dipertahankan. Faktor-faktor proses produksi yang penggunaanya kurang optimal secara tidak langsung akan mengurangi produksi kopi robusta. Mengingat adanya faktor-faktor produksi yang kurang optimal menyebabkan produk cacat, maka harus ada analisis faktor-faktor dalam proses produksi untuk mengetahui penyebab-penyebab produk cacat atau gagal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bobot tingkat risiko pada proses produksi kopi robusta, faktor penyebab kecacatan produk kopi robusta dan menentukan bobot kriteria untuk pemilihan strategi alternatif solusi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah integrasi antara metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) dan AHP (Analytical Hierarchy Process). Dilakukan analisis data menggunakan metode FMEA dengan cara menghitung tingkat risiko pada masing-masing atribut kuesioner. Analisis FMEA menyebutkan bahwa ada 3 risiko pada proses produksi biji kopi robusta. Dimana risiko-risiko tersebut tertinggi terletak pada risiko tahap pengeringan, penggerbusan dan penggilingan. Dengan masing-masing nilai Risk Priority Number sebesar 134,5; 134,4; dan 133,9. Hasil perhitungan nilai risiko tersebut berasal dari penilaian yang dilakukan terhadap 7 responden pihak PT. Perkebunan XII Nusantara Kebun ix Bangelan bagian Afd. Pabrik. Kemudian dilakukan analisis dengan metode AHP dengan cara menyusun hierarki untuk menentukan strategi manajemen yang diharapkan. Analisis AHP diperoleh hasil pengolahan data menggunakan software Criterium Decision Plus. Alternatif mitigasi risiko yang dapat diperoleh melalui wawancara pihak PT. Perkebunan Nusantara XII (PERSERO) Kebun Bangelan Malang diantaranya pemilihan bahan bakar yang efektif dan efisien (0,528), pencegahan kebocoran suhu pada tromol mason (0,333), keterampilan pengukuran suhu pengeringan (0,140), penyesuaian pengaturan mesin gerbus (0,559), minimasi biji kopi yang pecah (0,352), perawatan rutin kipas pemecah kulit kopi (0,089), sistem pengawasan mesin secara rutin (0,559), minimasi kopi gelondong yang pecah (0,383), dan pencegahan penyimpangan pengaturan mesin (0,058).