Karbon Aktif Dari Batang Pisang (Musa Paradiseaca) Dengan Aktivator H3po4 Dan K2co3 Untuk Menurunkan Ffa (Free Fatty Acid) Pada Minyak Goreng Bekas
Main Author: | Susilowati |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/150810/ |
Daftar Isi:
- Peningkatan permintaan dari buah pisang yang besar akan meningkatkan residu dari batang pisang. Karena tidak digunakan, sedangkan persentase residu mencapai 60% dari seluruh tanaman pisang. Batang pisang diketahui mengandung 50% selulosa. Kandungan selulosa yang tinggi jika diuapkan akan menyisakan unsur C. Metode yang digunakan untuk menghasilkan karbon aktif dengan melakukan pembakaran menggunakan furnace. Kemudian dilakukan aktivasi kimia dengan menggunakan aktivator yakni H3PO4, K2CO3, ukuran ayakan 60, 80, dan 100 mesh. Karbon aktif yang diperoleh kemudian dilakukan karakterisasi pengujian kadar air, kadar abu, kadar zat mudah menguap, kadar karbon terikat, dan dijadikan sebagai adsorben pada proses bleaching minyak goreng bekas. Tahapan yang terahir yakni memilih perlakuan terbaik untuk SEM.. Kadar air hasil penelitian terendah pada perlakuan ayakan 100 mesh dan konsentrasi aktivator H3PO4 2 M kadar air 0.74%. Kadar abu terendah pada perlakuan ayakan 60 mesh konsentrasi aktivator H3PO4 2 M sebesar 18.751%. Kadar zat mudah menguap terendah pada perlakuan ayakan 60 mesh konsentrasi aktivator K2CO3 1 M kadar 51.6598%. Karbon terikat terbesar pada ayakan 60 mesh konsentrasi aktivator H3PO4 2 M dengan 24.7862%. Hasil uji FFA turun dibawah standart SNI menjadi 0.1946% dengan efisiensi penjerapan 74.4471%. Perlakuan terbaik terletak pada ukuran ayakan 100 mesh aktivator H3PO4 2M. Perlakuan ini dianalisa SEM dan hasil menunjukkan bahwa pori-pori permukaan karbon teraktivasi terbentuk pori-pori.