Pemanenan Biomassa Mikroalga (Botryococcus Braunii) Menggunakan Membran Ultrafiltrasi Dengan Mode Filtrasi Dead End
Main Author: | Anisa, InaNur |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/150792/ |
Daftar Isi:
- Semakin meningkatnya jumlah penduduk maka semakin meningkat pula kebutuhan bahan bakar dunia, sedangkan 80% kebutuhan energi dihasilkan dari energi fosil. Penggunaan energi fosil terlampau luas menyebabkan peningkatan kandungan CO2 di atmosfer yang dapat memicu terjadinya pemanasan global. Salah satu sumber energi yang tengah dikembangkan saat ini adalah biodesel yang berasal dari mikroalga. Mikroalga merupakan mikroorganisme fotosintetik yang kaya kandungan esensial, dapat mengeliminasi CO2 dan laju pertumbuhannya cepat sehingga berpotensi dijadikan suatu bahan utama untuk energi alternatif pengganti energi fosil. Pemanenan mikroalga merupakan suatu bagian penting dalam proses menghasilkan biomassa panen yang lebih tinggi untuk produksi biodiesel. Mikroalga yang digunakan yaitu Botryococcus braunii. Mikroalga tersebut dipanen dengan dua metode yaitu metode fisik dan kimia. Filtrasi merupakan tahap awal pada metode fisik dan kimia yaitu menggunakan membran ultrafiltrasi berbahan polisulfon dengan sistem dead end. Adapun parameter yang diamati pada penelitian ini adalah kepadatan sel, persentase recovery, berat kering biomassa mikroalga, yield pemanenan, serta kandungan lipid. Filtrasi menggunakan membran dapat mengurangi kandungan air pada biomassa sedangkan flokulasi dan sentrifugasi dapat mengurangi kandungan air pada slurry biomassa. Biomassa kering yang diperoleh dengan teknik flokulasi menghasilkan nilai yang lebih besar (3.742 g) dibanding dengan metode sentrifugasi (0.8-1.5 g). Namun, kandungan lemak yang dihasilkan dengan teknik sentrifugasi memiliki nilai yang lebih besar (4.87 berat kering) dibandingkan dengan teknik flokulasi (4,79 berat kering).