Pemanfaatan Ampas Tebu (Bagasse) Sebagai Substrat Dalam Biosintesis Ekstraseluler Nanopartikel Silika (SiO2) Oleh Fusarium oxysporum
Daftar Isi:
- Metode sintesis yang selama ini digunakan dalam perolehan nanopartikel silika adalah metode sintesis secara kimia. Metode ini relatif mahal karena membutuhkan bahan seperti resin, molekul penyaring dan katalis, selain itu juga membutuhkan kondisi ekstrim, seperti temperatur, pH, dan tekanan. Alternatif sintesis nanopartikel silika yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan mikroorganisme sebagai metode biosintesis. Salah satu mikroorganisme yang dapat digunakan dalam biosintesis nanopartikel silika adalah Fusarium oxyporum. Ampas tebu mengandung silika (SiO2) sebesar 62,73%. Ampas tebu memiliki potensi sebagai sumber daya alam nanopartikel silika yang sangat dibutuhkan pada berbagai bidang nanoteknologi Pemanfaatan ini menjadi salah satu solusi dalam pengolahan ampas tebu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa efektif nanopartikel silika yang dihasilkan substrat ampas tebu melalui biosintesis ekstraseluler oleh Fusarium oxysporum. Biomassa Fusarium oxysporum 10 gram dimasukkan dalam substrat ampas tebu kemudian diresuspensi. Lalu diinkubasi pada tempat yang gelap dengan suhu 30°C selama 24, 48 dan 72 jam. Pengamatan nanopartikel silika dilakukan pada 3 sampel yang berbeda, yaitu 24 jam, 48 jam, dan 72 jam. Karakterisasi yang dilakukan adalah gugus fungsional (FTIR), morfologi (SEM), distribusi ukuran (PSA) dan kristalinitas (XRD). Hasil pengamatan menggunakan SEM menunjukkan adanya nanopartikel silika dengan struktur amorf dan bentuk sperikal. Pola difraksi XRD menunjukkan bahwa partikel silika yang diamati berada pada fase amorf. Spektra FTIR ii menunjukkan adanya gugus fungsi Si-O-Si (siloksan) dan Si-OH (silanol). Hasil terbaik PSA didapatkan pada waktu inkubasi 72 jam dengan distribusi ukuran nanopartikel yaiu 21,6 nm hingga 36,6 nm. Lamanya waktu inkubasi mempengaruhi struktur, bentuk dan ukuran nanopartikel silika