Studi Perilaku Usahatani Apel (Malus sylvetris Miil) Berwawasan Lingkungan di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu
Daftar Isi:
- Kota Batu terkenal dengan budidaya pertanian tanaman apel, ada berbagai industri apel yang telah dikembangkan. Tanaman apel yang sudah menjadi salah satu ikon Kota Batu harus terus dipertahankan sebagai bentuk kearifan lokal. Dengan adanya berbagai permasalahan yang terjadi pada pertanian tanaman apel ini maka harus ada yang dibenahi. Kerusakan sumberdaya lahan pertanian terjadi karena aktivitas pertanian yang tidak ramah lingkungan, sehingga lahan kritis terus bertambah dari tahun ke tahun. Oleh karena itu diperlukan adanya perubahan sistem pertanian yang diterapkan supaya kelestarian lingkungan tetap dapat terjaga, salah satunya dengan menerapkan sistem pertanian berwawasan lingkungan. Sistem pertanian berwawasan lingkungan merupakan sebuah alternatif untuk melakukan proses produksi pertanian yang berkelanjutan yang mempunyai peranan penting untuk menjaga kelestarian lingkungan di masa kini dan mendatang. Studi penelitian perilaku usahatani petani apel (Malus sylvetris Miil) berwawasan lingkungan dilakukan di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu karena Desa Tulungrejo merupakan desa yang menjadi pusat pertanian tanaman holtikultura di kota batu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penerapan pertanian berwawasan lingkungan pada tanaman apel (Malus sylvetris Miil) di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskripsi kuantitatif menggunakan kuisioner dengan jumlah petani sampel sebanyak 66 orang. Penentuan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling (pengambilan sampel acak sederhana) dimana besarnya sampel tidak kurang dari 10% dari jumlah satuan-satuan elementer populasi. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu pengumpulan data dan pengolahan data. Pengumpulan data berupa data primer yang diperoleh dengan cara wawancara terhadap petani beserta kuisioner dan pengamatan langsung di lahan sedangkan untuk data sekunder diperoleh dari instansi di desa penelitian dan instansi terkait di Kota Batu. Untuk pengolahan data menggunakan analisis skala Linkert.