Pengaruh Proporsi Tepung Kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan Tepung Labu Kuning (Cucurbita moschata Duch) dengan Penambahan Margarin Terhadap Sifat FisikoKimia dan Organoleptik Biskuit
Daftar Isi:
- Biskuit adalah salah satu makanan selingan yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Tetapi pada umumnya biskuit hanya memiliki keunggulan tinggi energi (arisman,2009) sehingga dibutuhkan bahan utama lain yang dapat meningkatkan kandungan gizi pada biskuit. Seperti protein dan pro vitamin A. Alternatif bahan utama tambahan adalah tepung labu kuning yang tinggi akan karoten dan tepung kacang hijau yang tinggi akan protein. Dalam segi organoleptik, kerenyahan suatu biskuit sangat berpengaruh pada tingkat kesukaan masyarakat. Hal yang mempengaruhi kerenyahan tersebut adalah margarin. Pada penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proporsi tepung labu kuning dan tepung kacang hijau serta penambahan margarin yang optimal dalam pembuatan biskuit untuk mendapatkan perlakuan terbaik dalam segi organoleptik dan sifat fisik kimia. Penelitian kni menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor dimana faktor I adalah penambahan tepung labu kuning dengan tepung kacang hijau (20%:30% , 25%:25%, 30%:20%) dan faktor II adalah penambahan margarin (25%,30%,35%). Penentuan perlakuan terbaik menggunakan metode zeleny (Zeleny,1982) Perlakuan terbaik dari segi kimia fisik pada penambahan tepung labu kuning dengan tepung kacang hijau 30%:20% dan penambahan margarin 35% dengan kandungan protein 14,36% kandungan total karoten 103,12 μg/g dan daya patah 6,27N. sedangkan perlakuan terbaik pada segi organoleptik pada penambahan tepung labu kuning dengan tepung kacang hijau 30%:20 dan penambahan margarin 25% dengan kandungan protein 14,92% , kandungan total karoten 94,84 μg/g dan daya patah 7,15 N.