Deteksi Gen Transgenik Dalam Susu Formula Berbasis Kedelai Di Kota Malang Dengan Teknik Pcr (Polymerase Chain Reaction)
Main Author: | Fauziah, Ana |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/150569/ |
Daftar Isi:
- Salah satu jenis tanaman transgenik yang sering digunakan dikalangan masyarakat Indonesia yakni kedelai, Di Indonesia kebutuhan kedelai cukup tinggi mencapai 2,4 juta ton tiap tahunnya, namun kebutuhan tersebut baru terpenuhi dari petani lokal 850 ton atau sekitar 35%, sehingga pemerintah melakukan impor dari Amerika sebesar 155 ton (Anonim, 2013). Kedelai banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku pada beberapa produk olahan makanan seperti produk susu formula bagi balita atau lebih dikenal dengan susu formula kedelai sebagai pengganti susu sapi bagi balita yang memiliki alergi terhadap laktosa atau lactose intolerant. Salah satu metode untuk mendeteksi adanya gen transgenik dalam suatu produk pangan melalui struktur DNA yaitu metode PCR (Polymerase Chain Reaction) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui suhu optimum annealing primer P35S, primer t-NOS dan primer RRS01 dalam proses PCR serta melihat ada tidaknya gen transgenik dalam susu formula berbasis kedelai. Penelitian ini menggunakan metode deskriptifyang diperoleh dari suhu optimum proses annealing metode PCR, selanjutnya hasil PCR divisualisasi dengan metode elektroforesis untuk melihat adanya pita yang terbentuk.penggambilan sampel menggunakan populasi terjangkau (accessible population) yaitu suatu bagian dari populasi yang dapat dijangkau oleh peneliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu susu formula kedelai yang ada di Kota Malang.Sampel yang digunakan yaitu 8 merek susu formula kedelaiyang diproduksi di dalam negeri, diperoleh dari swalayan di kota Malang. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa suhu optimum padaannealingprimer P35S 60oC, untuk primer RRS01 65oC dan pada primer t-NOS belum ditemukan suhu optimal annealing. Diperoleh sebanyak 4 sampel dari 8 sampel susu formula kedelai dinyatakan positif PRG. Dimana pada penggunaan primer P35S gen teramplifikasi pada 123 bp dalam 4 sampel dan pada primer RRS01gen teramplifikasi pada 121 bp sebanyak 4 sampel.Namun gen yang tidak teramplifikasi oleh primer promotor P35S tersebut tidak sepenuhnya menandakan bahwa sampel tersebut non PRG. Karena tidak menutup kemungkinan jika gen yang disisipkan atau digunakan berasal dari jenis yang berbeda ataupun kombinasi dari jenis gen yang berbeda sehingga ketika dilakukan proses amplifikasi primer tidak dapat mengamplifikasi sampel tersebut.