Optimasi Proses Ekstraksi Karotenoid Labu Kuning (Cucurbita Moschata) Dan Uji Toksisitas Ekstraksi Karotenoid Menggunakan Metode Brine Shrimp Lethality Test (Bslt) (Kajian: Waktu Ekstraksi Dan Rasio P

Main Author: Sulistyaningrum, IkkeAyu
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 1900
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/150565/
Daftar Isi:
  • Karotenoid merupakan senyawa bioaktif yang dapat memberikan banyak keuntungan bagi tubuh manusia. Karotenoid dapat meningkatkan respon sistem imun manusia dan mengurangi resiko terjadinya penyakit degeneratif seperti kanker dan cardiovaskuler. Hal tersebut dikarenakan kemampuan karotenoid yang mampu bereaksi dengan radikal bebas dalam tubuh manusia Salah satu buah yang mengandung karotenoid dalam jumlah tinggi adalah Labu kuning (Cucurbita moschata). Buah labu kuning mempunyai kandungan karotenoid dalam setiap 100 gram yaitu sekitar 10-160 mg/100 gr (Nawirska et al., 2009). Di Indonesia labu kuning merupakan jenis tanaman menjalar dari keluarga Cucurbitaceae dan merupakan tanaman yang cukup melimpah. Rata-rata produksi labu kuning di Indonesia berkisar antara 38,7 ton setiap tahunnya (BPS, 2013). Karotenoid dalam labu kuning didapat dengan cara mengekstrak labu kuning dengan metode ekstraksi konvensional atau salah satunya dengan metode Ultrasonic Assisted Extraction (UAE). Penelitian ini bertujuan untuk mencari titik optimum waktu ekstraksi dan jumlah pelarut terhadap total karotenoid, aktivitas antioksidan dan mengetahui efek toksik yang dihasilkan ekstrak karotenoid labu kuning terhadap Artemia Salina Leach. Penelitian ini menggunakan metode Respon Surface Methode (RSM) untuk mencari titik optimasi proses ekstraksi dengan variabel bebas yaitu waktu ekstraksi (X1) dan jumlah pelarut (X2), sedangkan respon yang diamati total karotenoid (Y1) dan rendemen (Y2). Aktivitas antioksidan dengan metode DPPH serta uji toksisitas dengan metode Brine Shrimp Lethality test (BSLT) digunakan untuk menentukan nilai LC50. Hasil penelitian menunjukkan bahwa titik optimum variabel waktu ekstraksi (X1) 33,63 menit dan jumlah pelarut (X2) 266,21 ml. Persamaan polinomial variabel sebenarnya (actual) Y1= (-49168,35237)+369.84766 x1+329.90039 x2+0.064245 x1x2 -5.00412 x12 -0.61346. Dengan hasil titik optimum respon total karotenoid (Y1) 2555,84 ppm. Persamaan polinomial variabel sebenarnya (actual) dengan hasil titik optimum respon rendemen Y2 = -0,43172 +0,023714x1 + 2,56871E-001x2. Dengan hasil titik optimum respon rendmen (Y2) 0,79734%. Aktivitas antioksidan ekstrak karotenoid labu kuning (IC50) adalah 35,66±3,01 ppm dan nilai LC50 pada uji toksisitas sebesar 175,338±3,51 ppm, artinya ekstrak karotenoid labu kuning bersifat toksik. Identifikasi senyawa bioaktif ekstrak karotenoid menunjukkan tidak adanya sisa pelarut (N-Heksana) didalamnya, senyawa yang didapatkan dan paling dominan adalah Hexadenoic Acid (asam palmitat) dengan % area 37,69% dan 9-12 Octadecadienoic acid (asam linoleat) dengan % area 33,48% yang mempunyai kesamaan pola fragmentasi dengan asam lemak.