Optimasi Dan Uji Toksisitas Ekstrak Karotenoid Labu Kabocha (Cucurbita Maxima L.) Dengan Metode Bslt (Brine Shrimp Lethality Test) (Kajian: Rasio Pelarut Dan Lama Ekstraksi)
Main Author: | Saswanti, PettyCiptaniKharisma |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/150558/ |
Daftar Isi:
- Karoten merupakan salah satu senyawa antioksidan alami. Antioksidan bermanfaat sebagai penangkal radikal bebas. Karotenoid merupakan pigmen alami dan dikenal secara luas dari warnanya terutama warna kuning, oranye dan merah. Salah satu buah yang mengandung pigmen kuning adalah labu. Kabocha adalah labu (pumpkin) yang berbentuk bulat dan sedikit pipih. Daging isinya berwarna jingga apabila telah masak.Labu kabocha memiliki karotenoid yang lebih tinggi dibandingkan dengan labu kuning yang mencapai 285.91 mg/100g sedangkan labu kuning biasa hanya 24.62 mg/100g. Pigmen karotenoid dapat dihasilkan dengan cara mengekstrak buah-buahan ataupun sayuran. Salah satu caranya dengan menggunakan ultrasonik. Ultrasonik bersifat non-destructive dan non-invasive, sehingga dapat dengan mudah diadaptasikan ke berbagai aplikasi. Pada penelitian ini dilakukan optimasi untuk mengetahui hasil ekstrak terbanyak menggunakan metode RSM (Respon Surface Method) yang kemudian akan diuji antioksidan dan toksisitasnya menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) merupakan salah satu metode untuk menguji bahanbahan yang mengandung senyawa bioaktif. Optimasi ekstraksi karotenoid labu kabocha dengan nilai didapatkan solusi optimum berdasarkan program Design Expert DX7.0.0 yaitu pada waktu ekstraksi selama 42,94 menit dan volume pelarut 328,38 ml. Persamaan polynomial actual Y1= (-1.33620x105) + 115,43028 X1 + 822,12465 X2 + 1,33951 X1X2 – 6,48836 X1 2 – 1,33351 X2 dan Y2= 9.52970 - 0.16087 X1 -0.020523 X2+(4.72275x10-4)X1X2 dengan X1 = waktu ekstraksi (menit), X2 = volume pelarut (ml), Y1= total karotenoid (ppm), dan Y2= rendemen(%). Hasil dari verifikasi didapatkan total karotenoid sebesar 4.618,88 ppm dengan rendemen ekstrak sebesar 2,47%. Dari hasil optimum tersebut dianalisa aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH untuk membandingkan bahwa total karotenoid yang tinggi mampu memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi dengan nilai rata-rata IC50 sebesar15,82 ± 2,91 ppm. Nilai IC50 yang rendah menunjukkan nilai aktivitas antioksidan yang tinggi. Hasil ekstrak yang optimum kemudian di uji toksisitas dengan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) dengan konsentrasi 10 ppm, 25 ppm, 50 ppm, 100ppm, 500 ppm, dan 1000ppm. Kemudian diamati selama 24 jam dan didapatkan nilai LC50 rata-rata sebesar 160,32 ± 0,68 ppm. Senyawa yang didapat dari analisa Gas Chromatography Mass Spectro yaitu asam linoleat dengan luas area 38,87%, 1,1- bicyclopropyl-2- octanoic acid dengan luas area 12,11 %, dan asam petalat dengan luas area 9,23%. Senyawa lain adalah asam palmitat, asam stearat, Eicosane dan Heptadecane, dan vitamin E. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa karotenoid yang terdapat pada labu kabocha jauh lebih tinggi sebesar 4.618,88 ppm dibandingkan dengan labu kuning yang memiliki karotenoid sebesar 2.593,99 ppm dengan penelitian yang sama dengan pelarut yang berbeda.