Analisis Penerapan Material Requirement Planning (MRP) Dengan Mempertimbangkan Lot Sizing Untuk Pengendalian Persediaan Bahan Baku (Studi Kasus di Quick Chicken Kota Batu – Jawa Timur)
Daftar Isi:
- Quick Chicken cabang kota Batu yang merupakan salah satu restoran cepat saji yang ada di Indonesia sering menghadapi permasalahan terkait dengan sistem pengendalian persediaan bahan baku yang tidak terstruktur. Metode yang digunakan oleh perusahaan saat ini dalam pengendalian bahan baku hanya menggunakan perhitungan konvesional tanpa melakukan suatu peramalan ataupun perencanaan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan metode lot sizing yang efektif diterapkan perusahaan dalam perencanaan bahan baku dan mengetahui perbandingan total biaya persediaan dari model lot sizing yang dihasilkan dengan total biaya persediaan aktual perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Material Requirement Planning (MRP). Metode ini bertujuan untuk merencanakan salah satu kebutuhan item-item bahan baku dengan menentukan waktu dan jumlah pemesanannya. Metode MRP digunakan dengan menggunakan 2 metode lot sizing yang berbeda yaitu metode Lot For Lot dan EOQ (Economic Order Quantity) untuk mendapatkan biaya total persediaan bahan baku seminimum mungkin yang terdiri dari biaya pemesanan, penyimpanan dan pembelian bahan baku. Metode tersebut diawali dengan melakukan peramalan jumlah permintaan yang akan digunakan sebagai dasar jumlah produksi untuk waktu yang akan datang. Peramalan ini dilakukan dengan software IBM SPSS 21 menggunakan metode peramalan expert modeler yang akan memilih metode terbaik dengan tingkat kesalahan peramalan terkecil yang ditentukan berdasarkan persentase nilai MAPE. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode ARIMA merupakan metode peramalan yang memiliki tingkat kesalahan peramalan terkecil yaitu 25,5%. Perencanaan kebutuhan bahan baku yang dibuat berdasarkan hasil peramalan permintaan produk di Quick Chicken menunjukan teknik lot size yang terbaik adalah teknik lot EOQ. Teknik lot size EOQ menghasilkan biaya persediaan terendah sebesar Rp 560.566.160,- dibandingkan dengan teknik lot LFL yang menghasilkan biaya sebesar Rp 562.243.761,- dan metode yang digunakan perusahaan sebesar Rp 575.960.105,-. Perusahaan diharapkan menggunakan hasil penelitian ini sebagai pertimbangan dalam melakukan perencanaan persediaan bahan baku. Perusahaan juga dapat menerapkan metode EOQ untuk meminimalisasi biaya total persediaan sehingga dapat melakukan rencana pemesanan bahan baku secara optimal. Penelitian dapat dilanjutkan dengan menggunakan metode MRP II dan pembuatan sistem perencanaan bahan baku yang terkomputerisasi.