Daftar Isi:
  • Angkak merupakan hasil fermentasi beras oleh kapang Monascus purpureus. Dalam proses fermentasi tersebut beras menjadi merah karena kapang Monascus purpureus memproduksi pigmen berwarna merah. Salah satu pemanfaatan angkak diantaranya sebagai pewarna alami yang berasal dari pigmen angkak hasil fermentasi untuk minuman dan makanan, seperti anggur merah, ikan, keju dan daging. Angkak juga berpotensial dalam menurunkan hiperkolesterolemia dengan meningkatkan nilai fungsional dari pigmen dan kadar lovastatin, maka dilakukanlah modifikasi dengan penambahan Ko-kultur Saccharomyces cerevisiae selama fermentasi. Dengan meningkatnya pigmen dan senyawa lovastatin yang lebih tinggi maka dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal dalam menurunkan kadar kolesterol. Hiperkolesterolemia yaitu suatu kondisi yang ditandai dengan peningkatan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) tanpa disertai peningkatan kadar trigliserida dan kadar High Density Lipoprotein (HDL) yang terlalu rendah. Menurut BPPDKRI (2010), di Indonesia, hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor risiko mayor penyakit kardiovaskuler yang menjadi pembunuh pertama sebanyak 36% dari seluruh kematian pada tahun 2010. Penelitian ini dilakukan dengan metode True Experimental Design: Pre and Post Test Control Group Desaign yang terdiri dari 4 kelompok perlakuan. Analisa data dilakukan menggunakan Analysis of Varian (ANOVA) dan dilanjut menggunakan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan selang kepercayaan 5%. Hasil penelitian didapatkan angkak bekatul dengan penambahan Ko-kultur Saccaromyces cerevisiae mampu menurunkan total kolesterol menjadi 79,15 mg/dl, kadar LDL menjadi 13,5 mg/dl, dan trigliserida darah menjadi 42 mg/dl, serta menaikkan kadar HDL darah menjadi 57,75 mg/dl