Perancangan Tata Letak Fasilitas Produksi Keju Mozarella dan Yoghurt Berdasarkan Hasil Simulasi dari Metode SLP (Systematic Layout Planning) (Studi Kasus pada CV. Brawijaya Dairy Industry Kota Batu –

Main Author: Wijareni, MarshaAyu
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 1900
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/150519/1/laporan_pdf.pdf
http://repository.ub.ac.id/150519/1/lbr_pengesahan.pdf
http://repository.ub.ac.id/150519/2/lbr_persetujuan.pdf
http://repository.ub.ac.id/150519/
Daftar Isi:
  • Tata letak adalah kumpulan unsur-unsur fisik seperti mesin, peralatan, meja, bangunan, dan sebagainya yang diatur mengikuti aliran atau logika tertentu. Tata letak yang baik dapat meminimalkan jarak perpindahan bahan dari aliran produksi sehingga biaya yang dikeluarkan juga dapat diminimalkan. Pengaturan tata letak dengan baik juga akan menambah produktivitas perusahaan serta menaikkan output produksi, mengurangi waktu tunggu dari penggunaan mesin, penghematan penggunaan area, peningkatan pendayagunaan pemakaian mesin, tenaga kerja, dan fasilitas produksi. Tata letak pada CV. Brawijaya Dairy Industry masih terdapat masalah yaitu crossing baik pada material, sumber daya manusia, dan fasilitas, sehingga perlu dilakukan perancangan tata letak fasilitas produksi yang baru. Perancangan tata letak ulang CV. Brawijaya Dairy Industry dilakukan dengan menggunakan metode Systematic Layout Planning (SLP) yang merupakan suatu pendekatan untuk perencanaan layout dengan langkah sistematis. Selain itu, untuk mendapatkan tata letak yang paling optimal dilakukan simulasi dengan perangkat lunak Arena dengan tujuan menentukan rancangan tata letak fasilitas produksi paling optimal. Parameter yang digunakan adalah jarak total perpindahan bahan serta utiitas mesin dan pekerja. Perbandingan dari hasil parameter layout existing dengan ketiga rancangan tata letak produksi lainnya menyatakan bahwa rancangan skenario 2 memiliki hasil yang paling optimal. Jarak total perpindahan bahan sebesar 14.44 meter pada produk keju mozzarella, dan pada produk yoghurt sebesar 10.12 meter. Kriteria utilitas mesin dihasilkan jumlah yang sama pada keseluruhan rancangan kedua produk. Hasil utilitas pekerja produksi keju mozzarella yang paling optimal terdapat pengurangan sebesar 20% dan pada proses produksi yoghurt sebesar 15.94%, sehingga waktu untuk menyelesaikan pekerjaan kedua produk menjadi lebih panjang