Pengaruh Penggunaan Elisitor Polisakarida terhadap Aktivitas Antioksidan Kecambah Kedelai Hitam (Glycine soja)
Main Author: | Indriani, Christina |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/150503/ |
Daftar Isi:
- Kedelai hitam (Glycine soja) merupakan salah satu komoditas kacang-kacangan yang memiliki kandungan antioksidan dalam bijinya. Terdapat berbagai macam kelompok antioksidan dalam kedelai hitam dan sebagian besar dari golongan fenol dan flavonoid. Antioksidan yang ada dalam biji dapat ditingkatkan melalui proses germinasi dan elisitasi. Proses elisitasi dan germinasi dinilai sebagai metode yang efektif untuk meningkatkan produksi metabolit sekunder dibandingkan dengan teknik kultur jaringan, hibridisasi, maupun rekayasa genetika. Elisitasi merupakan penambahan elisitor yang dapat memicu terbentuknya metabolit sekunder. Elisitasi merupakan metode yang efektif untuk meningkatkan antioksidan dalam tanaman. Kecambah kedelai hitam yang kaya antioksidan dapat dimanfaatkan lebih lanjut dalam pembuatan tepung kecambah, sari kecambah, maupun yoghurt kecambah kedelai hitam (black soyghurt) yang memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi sehingga memiliki nilai jual dan nilai nutrisi yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis elisitor polisakarida, lama germinasi, dan konsentrasi elisitor yang optimal dalam meningkatkan aktivitas antioksidan kecambah kedelai hitam. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan variabel pengamatan jenis elisitor, konsentrasi elisitor, dan waktu perkecambahan. Kedelai hitam jenis Detam 3 dipilih karena memiliki aktivitas antioksidan terbesar (78,823mg AAE/gr sampel). Elisitasi dilakukan selama dua jam dengan menggunakan elisitor kitosan. Waktu germinasi terbaik adalah selama 72 jam yang ditunjukkan oleh nilai aktivitas antioksidan (843,251mg AAE/gr sampel), total fenol (330,383mg AGE/gr sampel), dan total flavonoid (96,088mg QE/gr sampel) terbaik. Konsentrasi elisitor yang dapat meningkatkan produksi antioksidan secara optimal adalah sebesar 500ppm dimana aktivitas antioksidan, total fenol dan total isoflavon mengalami peningkatan tertinggi.