Deteksi Kandungan Gelatin Babi Pada Es Krim Di Kota Malang Dan Surabaya Menggunakan Metode Polymerase Chain Reaction-Restriction Fragment Lenght Polymorphism (Pcr-Rflp)

Main Author: Prabowo, HelmyAditya
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/150492/
Daftar Isi:
  • Gelatin merupakan protein yang diperoleh dari hidrolisis selektif kolagen dari kulit, jaringan ikat dan tulang hewan (Suryani et al., 2009). Penggunaan gelatin di Indonesia seluruhnya merupakan gelatin import dimana produksi gelatin di dunia mencapai 70% merupakan gelatin tipe A atau berbahan baku kulit babi (LPPOM MUI, 2010). Di Indonesia salah satu produk pangan yang menggunakan gelatin sebagai bahan bakunya yaitu es krim dimana penggunaannya mencapai 0,5-1,5% dari susu yang digunakan (Beeton, 2008). Indonesia memiliki jumlah penduduk muslim terbesar didunia yaitu mencapai 220 juta penduduk (BPS, 2010) oleh sebab itu, pengkajian terhadap kehalalan es krim perlu diadakan untuk memastikan kehalalan pangan dan perlindungan konsumen terhadap produk pangan. Pengujian cemaran gelatin babi berbasis molekuler memiliki kelebihan yaitu cepat, sensitif, akurat, dan dapat mendeteksi cemaran dalam level yang kecil yaitu 0,1% (Tanabe et al, 2007). Metode yang berkembang yaitu PCR (Polymerase Chain Reaction). Tetapi, penggunaan primer sitokrom b dalam PCR menunjukkan hasil bahwa PCR masih memiliki tingkat akurasi yang rendah karena tidak hanya gen babi yang teramplifikasi tetapi gen homolonya juga akan teramplifikasi untuk mengatasi masalah ini maka dilakukan penambahan enzim restriksi yaitu BseDI. Teknik PCR yang memanfaatkan enzim restriksi disebut RFLP (Restriction Fragment Lenght Polymorphism). PCR memiliki 3 tahapan yaitu denaturasi, annealing dan elongasi. Pemilihan suhu annealing merupakan kunci keberhasilan sehingga pengoptimasian sangat perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan gelatin babi pada es krim di kota Malang dan Surabaya serta mengetahui kondisi suhu annealing yang tepat sehingga diperoleh hasil PCR yang sesuai dengan menggunakan primer dari sitokrom b. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif yang diperoleh dari hasil perhitungan dan pembandingan basepair yang terbentuk pada sampel dan kontrol positif dalam gel elektroforesis. Sampel yang digunakan yaitu 5 es krim dari kedai es krim di kota Surabaya serta 5 es krim di kota Malang. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa suhu optimum pada annealing yaitu 49oc. Hasil PCR-RFLP dimana menggunakan primer sitokrom b menunjukkan gen teramplifikasi pada panjang pita 359 bp dan penambahan enzim restriksi BseDI akan memotong menjadi 2 fragmen yaitu pada panjang pita 131 bp dan 228 bp seperti kontrol positif. Pada sampel lain pita DNA tidak terpotong sehingga dapat dinyatakan sampel negatif tercemar gelatin babi dan dapat dinyatakan sebagai produk halal untuk dikonsumsi.