Pemanfaatan Onggok Dengan Penambahan Tepung Kulit Pisang (Musaceaea Sp.) Untuk Produksi Asam Sitrat Oleh Aspergillus Niger Bccf 077 Menggunakan Metode Solid State Fermentation (Ssf)
Main Author: | Nurzanah, Fitri |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/150488/ |
Daftar Isi:
- Asam sitrat merupakan produk tambahan makanan yang banyak digunakan pada industri makanan. Produksi asam sitrat dilakukan melalui fermentasi padat (Solid State Fermentation) menggunakan bahan baku utama berupa ampas tapioka (onggok) dengan mempergunakan Aspergillus niger BCCF 077. Pati dalam onggok diubah menjadi gula reduksi, selanjutnya gula akan difermentasikan menjadi asam sitrat. Makro dan mikronutrien yang dibutuhkan Aspergillus niger untuk produksi asam sitrat tidak semua tersedia pada onggok sehingga perlu adanya nutrisi tambahan. Kulit pisang mengandung protein serta memiliki beberapa vitamin dan mineral yang dibutuhkan Aspergillus niger. Aspergillus niger merupakan salah satu jenis kapang yang banyak digunakan dalam produksi asam sitrat dan juga digunakan untuk perlakuan terhadap limbah. Berdasarkan fakta tersebut pada penelitian ini ditambahkan konsentrasi tepung kulit pisang 0%, 2% 3%, dan 5% untuk meningkatkan produksi asam sitrat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui potensi onggok dan kulit pisang sebagai media padat (Solid State Fermentation) dan pengaruh penambahan konsentrasi tepung kulit pisang pada onggok sebagai nutrisi tambahan terhadap produksi asam sitrat. Metode penelitian ini menggunakan desain statistik analisa regresi non linier dan anova satu arah dengan faktor konsentrasi tepung kulit pisang. Analisa yang dilakukan adalah gula reduksi, total protein, pH, dan total asam yang diamati 3 hari sekali selama 15 hari masa inkubasi. Setiap perlakuan diulang sebanyak 2 kali. Hasil penelitian menunjukkan onggok mengandung total gula 16.3%, gula reduksi 0.84 g/L, dan protein 4.2%. Kulit pisang mengandung protein 3.6%. Analisa awal bahan baku menunjukan bahwa onggok dan kulit pisang berpotensi sebagai media untuk produksi asam sitrat. Penambahan konsentrasi tepung kulit pisang 0%, 2%, 3%, dan 5% (b/b) kedalam media fermentasi berbeda nyata terhadap peningkatan asam sitrat (>0.05) dan tidak berbeda nyata terhadap kecepatan produksi asam sitrat. Asam sitrat tertinggi sebesar 1.2% pada konsentrasi tepung kulit pisang 5% dengan lama inkubasi 12 hari. Asam sitrat terendah sebesar 0.47% pada konsentrasi tepung kulit pisang 0% dengan lama inkubasi 3 hari. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menganalisa asam sitrat pada jarak waktu yang lebih dekat untuk mengetahui kecepatan produksi asam sitrat lebih signifikan dan kondisi yang tepat serta faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi sehingga dapat diperoleh kondisi optimum dalam produksi asam sitrat secara komersial.