Pengujian Potensi Tepung Sukun Modifikasi Annealing Sebagai Prebiotik Secara Invivo Pada Tikus Sprague Dawley Jantan

Main Author: Sari, IkaAgustinPuspita
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/150480/
Daftar Isi:
  • Prebiotik adalah bahan yang tidak terhidrolisa di saluran pencernaan dan merupakan substrat selektif bagi bakteri dalam kolon yang dapat menstimulasi aktivitas bakteri. Salah satu bahan yang dapat dimanfaatkan untuk prebiotik yaitu buah sukun. Buah sukun mempunyai kandungan gizi yang tinggi, seperti kandungan karbohidratnya yaitu sebesar 78,9%. Buah sukun dilakukan proses modifikasi untuk memperbaiki karakteristik patinya. Modifikasi yang dipilih yaitu modifikasi pati secara fisik, salah satunya modifikasi annealing yang merupakan modifikasi menggunakan air berlebih (40-65%) di bawah suhu gelatinisasi. Modifikasi annealing dengan pemberian perlakuan panas dan perendaman dimana semakin tinggi suhu dan lama perendaman, maka akan terjadi kristalin amilosa pada pati sehingga pati menjadi susah dicerna (pati resisten). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji potensi tepung sukun dengan modifikasi annealing sebagai prebiotik berdasarkan pengujian bakteri asam laktat (BAL) dan short chain fatty acid (SCFA) pada tikus Sprague dawley jantan pada pakan tikus secara invivo. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan tersarang (Nested design) yang terdiri dari 2 faktor yaitu kelompok tikus dengan perlakuan pakan dan waktu pengambilan feses. Data diperoleh dari hasil perhitungan menggunakan ANOVA, kemudian uji lanjut BNT dengan selang kepercayaan 5%. Hasil penelitian menujukkan bahwa tepung sukun modifikasi annealing suhu 27oC dan 40oC mampu meningkatkan total bakteri asam laktat feses tikus selama 28 hari sebanyak 1,92 log CFU/g dan 2,02 log CFU/g. Peningkatan berat badan dan konsumsi pakan tertinggi terjadi pada kelompok tikus pakan pektin sebesar 18,82%. Peningkatan berat badan terendah pada kelompok tikus modifikasi annealing suhu 27 oC sebesar 5,55%. Hasil analisis SCFA diperoleh nilai tertinggi pada kelompok tikus dengan penambahan tepung sukun tanpa modifikasi sebesar 90,05 mMol/l) .