Daftar Isi:
  • Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang kini banyak diderita oleh penduduk dunia. Diabetes mellitus ditandai dengan kondisi hiperglikemia, alternatif penurunan kadar glukosa darah adalah dengan konsumsi pati resisten. Sukun merupakan salah satu bahan pangan berkarbohidrat tinggi sehingga kandungan patinya pun tinggi dan kalori yang dimiliki cukup rendah. Tepung sukun dimodifikasi patinya dengan metode annealing agar lebih mudah diaplikasikan pada produk pangan dan juga lebih aman dikonsumsi. Modifikasi annealing berpotensi menyebabkan pati menjadi resisten, hal ini dikarenakan adanya perubahan struktur granula pati. Pati resisten yang dikonsumsi diduga dapat menurunan kadar glukosa darah karena proses pencernaan dari pati resisten yang lambat sehingga membantu kontrol pelepasan glukosa serta dapat terfermentasi oleh mikrobiota usus yang ada dalam kolon dan menghasilkan asam lemak rantai pendek (short-chain fatty acid/SCFA). Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan tersarang (Nested design) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor I yaitu kelompok tikus yang terdiri dari 5 level yaitu, tikus hiperglikemia pakan AIN-93M+konsentrat susu pap (P1), tikus normalpakan AIN-93M+konsentrat susu pap (P2), tikus hiperglikemia pakan AINmodifikasi tepung sukun kontrol+konsentrat susu pap (P3), tikus hiperglikemia pakan AIN modifikasi tepung sukun perendaman 18 jam, suhu 27oC +konsentrat susu pap (P4), tikus hiperglikemia pakan AIN modifikasi tepung sukun perendaman 18 jam, suhu 40oC +konsentrat susu pap (P5) dan faktor II waktu pengukuran kadar glukosa darah yaitu minggu ke-0 (t0), minggu ke-1 (t1), minggu ke-2 (t2), minggu ke-3 (t3), minggu ke-4 (t4). Pada minggu terakhir semua tikus akan dibedah untuk diambil digesta sekum dan dilakukan analisa SCFA. Hasil data diperoleh dari hasil perhitungan menggunakan ANOVA, kemudian diuji BNT dengan selang kepercayaan 5%. Hasil penelitian didapatkan jika kelompok perlakuan dan waktu penelitian berpengaruh nyata terhadap kadar glukosa darah. Kelompok perlakuan berpengaruh nyata pada berat badan dan asupan pakan. Kelompok tikus normal pakan AIN-93M + konsentrat susu pap memiliki kenaikan berat badan terbesar yaitu 14.04% dan kelompok perlakuan tikus hiperglikemia pakan AIN modifikasi tepung sukun perendaman 18 jam, suhu 27oC + konsentrat susu pap merupakan kelompok dengan asupan pakan terbanyak sebesar 42.05%. Sedangkan pada pengujian SCFA yang memberi pengaruh nyata adalah kelompok perlakuan terhadap asam asetat. Kelompok perlakuan tikus hiperglikemia pakan AIN modifikasi tepung sukun perendaman 18 jam, suhu 40oC + konsentrat susu pap merupakan kelompok dengan efek hipoglikemik terbesar, yaitu mampu menurunkan kadar glukosa darah sebanyak 47.55%. Kadar total SCFA tertinggi dimiliki kelompok perlakuan tikus hiperglikemia pakan AIN modifikasi tepung sukun perendaman 18 jam, suhu 27oC +konsentrat susu pap yaitu 100.39 mmol/L. Kadar SCFA yang terukur asam asetat > asam propionat > asam butirat.