Studi Aktivitas Antibakteri Cuka Salak dari Berbagai Varietas Salak (Salacca zalacca) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

Main Author: Sari, ArniArdila
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/150398/1/SKRIPSI_%28pdf%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/150398/
Daftar Isi:
  • Cuka merupakan salah satu produk yang dapat diperoleh dari hasil fermentasi bertingkat larutan gula dengan menggunakan yeast Saccharomyces cerevisiae secara anaerob dan bakteri Acetobacter pasteurianus secara aerob. Cuka memiliki manfaat bagi manusia, diantaranya antimikroba, mencegah inflamasi dan hipertensi, menurunkan kadar kolesterol, menyembuhkan infeksi, menurunkan tekanan darah, dan menurunkan index glikemik. Pada dasarnya cuka dibuat dari bahan yang mengandung gula, sehingga semua bahan yang mengandung gula dapat diolah menjadi cuka salah satunya yaitu buah salak (karbohidrat 20,9 gram). Varietas salak diIndonesia beragam dan termasuk buah klimaterik dengan kadar air tinggi (78 gram) sehingga daya simpannya rendah dan mudah mengalami kerusakan. Oleh karena itu, buah salak diolah menjadi cuka untuk meningkatkan daya simpan dan meningkatkan nilai fungsional salak.Kandungan senyawa antimikroba pada cuka memiliki keuntungan tersendiri karena antimikroba menghambat pertumbuhan dan perkembangan bakteri patogen.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh varietas salak terhadap cuka salak yang dihasilkan serta aktivitas antibakterinya terhadap bakteri patogen (Staphylococcus aureus dan Escherichia coli). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 faktor yaitu varietas salak yang terdiri dari 5 level yaitu meliputi salak Pondoh, Madu, Madura, Gula Pasir dan Suwaru, masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Analisa yang dilakukan pada sari buah salak, sari salak beralkohol dan cuka salak yaitu analisa pH, total padatan terlarut, total asam, total fenol, total gula, kadar alkohol dan antibakteri. Data yang diperoleh kemudian dianalisa secara statistik dengan menggunakan analisa ragam (ANOVA) dengan selang kepercayaan (α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas salak yang berbeda memberikan pengaruh tidak nyata terhadap cuka salak dan aktivitas antibakteri yang dihasilkan. Hasil uji perlakuan terbaik dengan metode Zeleny menunjukkan bahwa varietas salak yang paling baik untuk menghasilkan cuka dengan aktivitas antibakteri yang tinggi adalah salak Suwaru. Aktivitas antibakteri yang dihasilkan dari salak Suwaru berdasarkan diameter zona beningnya yaitu 12,971 mm pada Staphylococcus aureus dan 9,383 mm pada Escherichia coli. Salak Suwaru menghasilkan cuka dengan pH 2,930, total asam 1,046%, total fenol 233,000 mg/L, TPT 3,267 OBrix, total gula 0,126%, dan Alkohol 0%.