Optimasi Rekoveri Karoten dari Limbah Spent Bleaching Earth dengan Pelarut Refined Bleached Deodorized Palm Olein (Kajian Rasio Pelarut sampel dan Lama Waktu Ekstraksi)
Main Author: | Puspitasari, Novi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/150397/1/SKRIPSI_PDF_NOVI_PUSPITASARI_115100807111001.pdf http://repository.ub.ac.id/150397/ |
Daftar Isi:
- Spent Bleaching Earth (SBE) merupakan limbah yang dihasilkan dari refining atau pemurnian minyak sawit, tepatnya setelah proses bleaching (pemucatan). Untuk menghasilkan minyak goreng yang memiliki kenampakan jernih, bleaching earth digunakan untuk menyerap 90-98 % zat warna karoten pada CPO. Pigmen karoten merupakan pigmen organik yang memberikan warna jingga tua pada CPO. Sifat karoten yaitu tidak larut dalam air, larut sedikit dalam minyak, larut dalam asam lemak, minyak, lemak dan pelarut lemak. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perlakuan optimum ekstraksi karoten pada SBE dengan menggunakan pelarut Refined Bleached Deodorized Palm Olein (minyak goreng) yang dilihat dari 2 faktor, yaitu rasio pelarut : sampel dan lama waktu ekstraksi. Penggunaan RBDPO sebagai pelarut dalam penelitian ini adalah didasarkan pada sifat karoten yang larut dalam minyak. Proses ekstraksi (rekoveri) karoten dengan menggunakan pelarut RBDPO ini dilakukan dengan metode ekstraksi maserasi dengan menggunakan waterbath shaker bersuhu 40oC. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Response Surface Method (RSM) yang terdiri dari 2 faktor, yaitu rasio pelarut : sampel (2:1, 3:1, dan 4:1) dan waktu ekstraksi (2 jam, 5 jam dan 8 jam), dimana respon yang dioptimasi adalah persentase rekoveri karoten tertinggi, kadar asam lemak bebas dan bilangan peroksida yang minimum. Data hasil penelitian diolah dengan software R version 3.1.2 dengan metode optimasi JOP (Joint Optimization Plot). Berdasarkan Double General Linear Model (DGLM) yang dibentuk dari tiap respon, diperoleh model terpilih untuk respon persentase rekoveri karoten, asam lemak bebas dan bilangan peroksida berturut-turut adalah kuadratik, linier dan interaksi antara kedua faktor. Hasil prediksi kondisi proses ekstraksi karoten dan respon optimal rekomendasi JOP pada penelitian ini terletak pada rasio pelarut : sampel 2,706 : 1 dengan lama ekstraksi 3,326 jam, dimana prediksi respon untuk persentase rekoveri karoten, kadar asam lemak bebas dan bilangan peroksida berturut-turut adalah 38,79%, 0,215% dan 2,328 mek/kg. Hasil verifikasi dengan titik optimum tersebut didapatkan ekstrak karoten dengan karakteristik persentase rekoveri 37,120 %, kadar asam lemak bebas 0,250% dan bilangan peroksida sebesar 2,432 mek/kg. Nilai perubahan warna ekstrak jika dibandingkan dengan warna awal pelarut minyak goreng berturut-turut: ΔL (18,932); Δa* (6,760); Δb* (5,699); Δc* (7,030); ΔE (21,142) dan ΔH (5,345), dimana hal tersebut berarti bahwa ekstrak karoten yang dihasilkan memiliki warna kemerahan, kekuningan, kecerahan dan kepekatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan warna pelarut minyak goreng.