Perumusan Strategi Kemitraan Koperasi dengan Petani pada Rantai Pasok Produk Hortikultura Organik (Studi Kasus di Koperasi Brenjonk, Mojokerto

Main Author: Kartikasari, AmaliaHaris
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/150323/1/DAFTAR_LAMPIRAN.pdf
http://repository.ub.ac.id/150323/1/DAFTAR_TABEL.pdf
http://repository.ub.ac.id/150323/2/DAFTAR_GAMBAR.pdf
http://repository.ub.ac.id/150323/2/FULL_PAPER.pdf
http://repository.ub.ac.id/150323/3/DAFTAR_ISI.pdf
http://repository.ub.ac.id/150323/
Daftar Isi:
  • Hortikultura organik merupakan salah satu produk pertanian yang memiliki peluang untuk dikembangkan dalam suatu sistem agribisnis. Seiring dengan bertambahnya penduduk, meningkatnya pendapatan dan pendidikan akan mempengaruhi kesadaran masyarakat terhadap pentingnya nilai gizi dan kesehatan. Tanaman hortikultura organik memiliki kualitas dan nilai gizi lebih baik karena tidak mengandung bahan kimia. Tanaman hortikultura memiliki karakteristik utama yaitu mudah rusak, musiman, dan memiliki volume besar. Hal tersebut menjadikan tanaman hortikultura memerlukan penanganan yang tepat dalam rantai pasok agar terjamin konsistensi jumlah dan kualitasnya hingga sampai ke tangan konsumen. Salah satu daerah penghasil hortikultura organik yaitu Desa Penanggungan, Trawas, Mojokerto. Berdasarkan penelitian sebelumnya mengenai identifikasi risiko rantai pasok di Koperasi Brenjonk, risiko terbanyak terletak pada petani (12 risiko) dan koperasi (14 risiko). Tujuan penelitian yaitu menentukan alternatif strategi kemitraan dan strategi kemitraan yang paling efektif dapat diterapkan antara Koperasi Brenjonk dan petani pada rantai pasok produk hortikultura organik. Metode yang digunakan yaitu analisis SWOT dan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Secara umum, penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap pemasukan, pencocokan, dan keputusan. Tahap pemasukan merupakan tahap analisis faktor internal dan eksternal kemitraan. Tahap pencocokan merupakan tahap penentuan alternatif strategi kemitraan. Tahap keputusan merupakan tahap penentuan strategi kemitraan yang paling baik untuk diterapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor pembobotan matriks IFE sebesar 3,059 dan pada matriks EFE sebesar 3,074. Berdasarkan skor tersebut didapatkan matriks IE terletak pada sel I, yang berarti kemitraan dapat terus dikembangkan dengan memperhatikan faktor utama (baik internal maupun eksternal) yang mempengaruhi kinerja kemitraan yang dibangun sehingga dapat berkelanjutan. Strategi yang sesuai untuk kemitraan adalah growth and build. Matriks SWOT menggabungkan antara faktor internal dengan faktor eksternal yang telah diidentifikasi sehingga diperoleh delapan alternatif strategi kemitraan. Hasil dari matriks QSPM menunjukkan strategi yang paling efektif dan memiliki prioritas utama untuk dilakukan adalah meningkatkan kemampuan dan pemahaman petani dalam memenuhi permintaan pasar yang meningkat melalui pelatihan dan pembinaan secara rutin.