Daftar Isi:
  • Seluruh keperluan air bagi tanaman dan untuk kelembaban tanahnya dicukupi oleh ketersedian air pengairan yang berasal dari air permukaan dan air tanah. Ketersedian air bagi lahan pertanian dapat diusahaakan dengan memberikan irigasi, yang dimana dalam pemberian air irigasi pada lahan harus mengetahui laju infiltrasinya agar tidak terjadi run-off. Pengukuran laju infiltrasi pada umumnya menggunakan Model Horton. Model ini sangat simpel dan lebih cocok untuk data percobaan..Salah satu kendala utama yang dihadapi petani adalah masalah air, terutama pada petani Jeruk Keprok 55 Kota Batu. Jeruk keprok 55-batu merupakan komuditas tanaman pertanian yang sangat popular dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Air yang digunakan untuk irigasi selama ini hanya mengandalkan curah hujan dan keadaan curah hujan di Kota Batu tidak menentu. Irigasi merupakan cara penambahan air bila air hujan yang masuk dalam tanah ketersediannya tidak mencukupi kebutuhan tanaman. Menururt Susilawati. 2001, pengelolaaan irigasi meliputi penjadwalan pelaksanaan irigasi dan jumlah air yang dibutuhkan sesuai kebutuhan tanaman Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui laju infiltrasi pada bedengan, sela-sela bedengan dan jalan pada kebun jeruk keprok 55 batu menggunakan pengukuran langsung dengan double ring infiltrometer dan perhitungan model infiltrasi Horton. Serta untuk mengetahui perbedaan hasil dan beda nyatanya. Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu tidak membahas analisis ekonomi keuntungan dari produksi jeruk keprok 55-batu, hanya membahas besarnya laju infiltrasi dengan menggunakan pengukuran langsung dan model Horton. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif. Pengukuran langsung laju infiltrasi yang dilakukan di lapang menggunakan double ring infiltrometer. Sedangkan untuk perhitungan Laju infiltrasinya menggunakan Model Horton. Dilakukan uji-t terhadap laju infiltrasi terukur dan perhitungan model Horton. Uji-t yang digunakan yaitu uji-t sampel/kelompok berpasangan. Hasil pengukuran di lapangan dengan menggunakan double ring infiltrometer didapatkan nilai infiltrasi konstan dan nilai infiltrasi awal yang paling tinggi adalah pada bedengan dengan nilai 0.167 cm/menit dan 0.4 cm/menit, kemudian pada sela bedengan sebesar 0.067 cm/menit dan 0.287 cm/menit dan paling rendah yaitu pada jalan dengan nilai 0.020 cm/menit dan 0.147 cm/menit. Laju infiltrasi berdasarkan perhitungan model infiltrasi Horton didapatkan nilai rata-ratanya yaitu nilai paling tinggi pada bedengan 13.433 cm/jam, sela bedengan 8.128 cm/jam dan paling rendah pada jalan sebesar 3.579 cm/jam. Data pengukuran dilapang dengan perhitungan menggunakan metode infiltrasi Horton terdapat perbedaan yang tidak nyata, sehingga model infiltrasi Horton dapat digunakan untuk pendugaan laju infiltrasi di kebun jeruk keprok 55-batu