Daftar Isi:
  • Dalam pelestarian lingkungan hidup saat ini sangat penting untuk menggunakan pewarna alami daripada pewarna sintetik. Hal ini karena pewarna alami bersifat biodegradable atau dapat terurai secara alami dan juga ramah lingkungan. Daun jambu mete merupakan sumber daya alam yang dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi zat warna alami. Daun jambu mete mengandung bermacam-macam senyawa kimia dan salah satunya adalah tanin. Kandungan senyawa tanin dapat menimbulkan warna kecokelatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu dan jenis pelarut terhadap rendemen dan total tanin ekstrak yang dihasilkan dan mengetahui potensi daun jambu mete sebagai pewarna alami. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah jenis pelarut yaitu aquades, alkohol 96% dan aseton dan faktor kedua adalah waktu ekstraksi (1 jam, 2 jam dan 3 jam) dengan pengulangan tiga kali. Hasil perlakuan terbaik ditentukan menggunakan metode Multiple Attribute, yaitu pada perlakuan pelarut alkohol 96% dan waktu ekstraksi 2 jam dengan karakteristik : rendemen sebesar 15, 95% dan total tanin sebesar 15,39 μg/ml. Pada ekstrak perlakuan terbaik dilakukan pengukuran warna dengan color reader untuk mengetahui sumbangan warna yang terkandung dan menghasilkan nilai kecerahan (L*) = 36,63 dan menunjukkan ekstrak mengandung warna merah (a*) = +6,00) dan kuning (b*) = -7,40, sehingga gabungan warna ini menghasilkan warna cokelat.