Pengukuran Tingkat Efisiensi Proses Produksi Rempah dengan Pendekatan Model Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus Pada PT Supa Surya Niaga, Sidoarjo
Main Author: | Rindiyani, Yulyan |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/150272/1/2._BAB_1-3.pdf http://repository.ub.ac.id/150272/2/3._BAB_4-5.pdf http://repository.ub.ac.id/150272/3/lembar_pengesahan.pdf http://repository.ub.ac.id/150272/4/lembar_persetujuan.pdf http://repository.ub.ac.id/150272/5/1._hal_Cover-Daftar_Lampiran.pdf http://repository.ub.ac.id/150272/ |
Daftar Isi:
- Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis mendasari seluruh kinerja suatu organisasi. Suatu kegiatan dapat dikatakan efisien jika dengan usaha minimum dapat mencapai output tertentu. PT Supa Surya Niaga merupakan salah satu perusahaan suplier yang bergerak di bidang industri pangan yang berorientasi pada pengolahan rempah-rempah dengan produk akhir berbentuk utuh, serpihan maupun bubuk. Saat ini PT Supa Surya Niaga dihadapkan dengan banyaknya pesaing dari perusahaan sejenis, sehingga untuk menghadapinya perusahaan perlu mengetahui cara menjalankan industri yang dapat memenangkan persaingan. Peningkatan efisiensi proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan merupakan salah satu strategi yang sangat baik dalam memenangkan persaingan pasar khususnya pada kondisi permintaan pasar yang menurun. Metode yang digunakan untuk mengukur efisiensi proses produksi adalah model Data Envelopment Analysis (DEA) yang beroreintasi input. DEA berorientasi input ini menunjukan perspektif yang melihat efisiensi sebagai pengurangan penggunaan input meski memproduksi output dalam jumlah yang tetap. Penggunaan metode DEA dapat digunakan, karena mampu mengakomodasi banyak input dan banyak output dalam banyak dimensi. Variabel input (masukan) yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: jumlah bahan baku yang digunakan, bobot yang hilang selama proses produksi, jumlah jam kerja, rework dan reject. Variabel output (keluaran) yang digunakan yaitu volume produksi yang dihasilkan jumlah perusahaan yang menjadi pelanggan dan harga jual produk. Hasil perhitungan dengan DEA menunjukan terdapat 42 proses produksi yang tidak efisien secara teknis. Ketumbar bubuk terdapat delapan bulan produksi dengan rata-rata nilai efisiensi 0.997. Kunyit bubuk terdapat tiga bulan produksi dengan rata-rata skor efisiensi 0.990. Produksi yang inefisien untuk produk lada hitam bubuk sebanyak lima bulan produks idengan rata-rata nilai efisiensi 0.997. Lada putih bubuk terdapat enam bulan proses yang tidak efisien rata-rata efisiensinya 0.986. Produksi Temulawak bubuk 1 bulan produksi tidak efisien pada bulan Nopember 2014 dengan skor efisiensi 0.999. Jahe tidak efisien sebanyak lima bulan produksi dengan rata-rata efisiensinya 0.990. Produksi Pala tidak efisien sebanyak tujuh dengan rata-rata efisiensi 0.995. Produksi cabai tidak efisien sebanyka lima kali dengan rata-rata efisiensi 0.978.