Pengaruh Penambahan Konsentrasi EM4 dan Lama Waktu Fermentasi pada Teh Kompos Janjang Kosong Kelapa Sawit sebagai Biofungisida terhadap Jamur Ganoderma boninense
Main Author: | Anggarapuri, RandyYulidar |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/150271/1/BAB_II.pdf http://repository.ub.ac.id/150271/2/BAB_IV.pdf http://repository.ub.ac.id/150271/3/Cover.pdf http://repository.ub.ac.id/150271/4/BAB_III.pdf http://repository.ub.ac.id/150271/5/BAB_V.pdf http://repository.ub.ac.id/150271/6/Lembar_Pengesahan.pdf http://repository.ub.ac.id/150271/7/Lembar_Persetujuan.pdf http://repository.ub.ac.id/150271/8/BAB_I.pdf http://repository.ub.ac.id/150271/ |
Daftar Isi:
- Kelapa sawit (Elaeis quinensis Jacq) merupakan tanaman perkebunan yang mempunyai peran strategis dalam perkembangan industri di Indonesia. Peran tersebut didukung dengan peningkatan luas perkebunan kelapa sawit. Hingga tahun 2014 luas areal kelapa sawit mencapai 10,9 juta Ha dengan laju pertumbuhan rata-rata 7,67%/tahun. Namun peningkatan luas perkebunan belum mampu meningkatkan produktivitas secara efektif karena adanya kendala. Salah satu kendala diantaranya serangan hama dan penyakit tanaman seperti penyakit busuk pangkal batang (BPB) yang disebabkan jamur Ganoderma boninense. BPB dapat merusak tanaman kelapa sawit dengan persentase kejadian mencapai 80%. Pengendalian penyakit khususnya yang disebabkan jamur sering menggunakan fungisida kimia namun dalam jangka waktu lama dapat merusak kondisi tanah dan meninggalkan residu. Oleh karena itu diperlukan pengendalian yang lebih ramah lingkungan, salah satunya penggunaan teh kompos. Penelitian mengenai pengendalian penyakit tanaman dengan teh kompos telah banyak dilakukan. Adapun penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan teh kompos dari kompos janjang kosong sebagai pengendalian Ganoderma boninense. Pembuatan teh kompos dilakukan dengan bahan baku kompos janjang kosong dan air, ditambahkan molase sebagai nutrisi dan EM4 sebagai microbial supplement dan difermentasi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan 2 faktor, yaitu faktor banyaknya penambahan konsentrasi EM4 yang terdiri dari 4 level (0% v/v; 0,5% v/v; 1,5% v/v; 2,5% v/v) dan lama fermentasi terdiri dari 3 level (24; 48; 72 jam), dengan 3 ulangan. Pengujian kemampuan teh kompos janjang kosong untuk mengendalikan pertumbuhan Ganoderma boninense dengan menghitung persentase daya hambat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama waktu fermentasi berpengaruh signifikan terhadap persentase daya hambat teh kompos. Teh kompos hasil perlakuan terbaik yaitu pada perlakuan T3E2 (lama waktu 72 jam dan EM4 1,5%) dengan persentase daya hambat tehadap Ganoderma boninense sebesar 91,00%. Diduga dengan bertambahnya waktu fermentasi dapat meningkatkan kemampuan daya hambat teh kompos. Penambahan EM4 yang optimal juga dapat meningkatkan kemampuan daya hambat, namun penambahan EM4 yang terlalu banyak dapat menurunkan kemampuan daya hambat. Adapun karakterisasi teh kompos pada perlakuan T3E2 yaitu total bakteri 4,11x108 CFU/ml; pH 7,11; dan dissolved oxygen (DO) 4,18.