Penentuan Isolat Bakteri Asetogenik yang Mampu Menghasilkan Total Asam Tertinggi Pada Pengolahan Limbah Cair Tahu Secara Anaerob

Main Author: Afifah, Hana
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/150251/1/Daftar_Isi-Gambar-Tabel-Lampiran_A5.pdf
http://repository.ub.ac.id/150251/1/Laporan_Skripsi_A5.pdf
http://repository.ub.ac.id/150251/1/Cover_-_Ringkasan_A5.pdf
http://repository.ub.ac.id/150251/
Daftar Isi:
  • Industri tahu dalam proses pengolahannya menghasilkan limbah padat dan limbah cair. Salah satu upaya untuk mengolah limbah cair tahu adalah dilakukan pengolahan limbah secara anaerob. Pengolahan limbah secara anaerob untuk degradasi senyawa organik kompleks adalah proses yang terjadi karena aktivitas mikroba pada saat tidak terdapat oksigen bebas. Pengolahan limbah secara anaerob akan menghasilkan biogas yang terdiri dari CO2 dan CH4. Tahapan utama proses anaerob yaitu hidrolisis, asidogenesis, asetogenesis, dan metanogenesis. Pada tahap asetogenesis, bakteri asetogenik berperan dalam pembentukan asetat, CO2, dan H2 dari asam-asam organik dan alkohol. Asam asetat merupakan substrat yang diperlukan oleh bakteri metanogen dalam memproduksi metan. Pada sistem biogas 55 - 70% terdiri dari gas metan (CH4), sehingga bakteri asetogenik merupakan kelompok mikroba penting dalam proses pengolahan limbah secara anaerob. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, beberapa bakteri yang termasuk dalam bakteri asetogenik adalah Clostridium aceticum, Acetobacterium woodii, Clostridium ljungdahlii, dan Clostridium thermoaceticum. Produksi asam asetat dengan bantuan mikroorganisme ini dipengaruhi oleh persentase inokulum dan waktu inkubasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persentase inokulum dan waktu inkubasi terhadap kemampuan isolat bakteri asetogenik untuk memproduksi total asam yang dinyatakan sebagai asam asetat, serta mengetahui karakteristik dari isolat bakteri asetogenik yang mampu menghasilkan total asam tertinggi. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dengan dua faktor yaitu persentase inokulum (I) yang terdiri dari tiga level: I1: 10%, I2: 15%, dan A3: 20% serta faktor waktu inkubasi (W) yang terdiri dari tiga level: W1: 24 jam, W2: 48 jam dan, W3: 72 jam. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Pengujian yang dilakukan adalah pengukuran total asam, pengukuran pH, perhitungan total bakteri, dan pengukuran kadar glukosa. Kombinasi perlakuan terbaik pada isolat bakteri asetogenik dalam menghasilkan asam asetat adalah I1W1, yakni persentase inokulum 10% dan waktu inkubasi 24 jam. Pada perlakuan ini kadar asam asetat yang dihasilkan adalah 3,853%, pH 5,544, total bakteri 7,7 x 107 CFU/ml, dengan kadar glukosa 2,5237%. Karakteristik dari isolat bakteri asetogenik terpilih secara morfologi koloni yaitu memiliki kenampakan warna putih, bentuk tidak beraturan, permukaan (elevasi) datar, dan tepi yang bergelombang. Berdasarkan morfologi sel, isolat bakteri merupakan bakteri Gram negatif bentuk batang. Berdasarkan identifikasi secara biokimia, isolat bakteri ini adalah Acinetobacter sp dengan probabilitas 51,25 %.