Penentuan Isolat Bakteri Asidogenik Yang Mampu Menghasilkan Total Asam Tertinggi Dari Limbah Cair Tahu

Main Author: Witari, AndrianiSukma
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 1900
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/150232/1/Skripsi_A5_%28Andriani_Sukma_Witari__115100307111016%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/150232/
Daftar Isi:
  • Limbah industri tahu dapat menimbulkan masalah pencemaran yang cukup berat karena kandungan polutan organik yang cukup tinggi. Salah satu metode pengolahan limbah cair yang dapat diterapkan pada industri tahu adalah proses biologis secara anaerob. Proses penguraian secara anaerob terdiri dari 4 tahapan, yaitu hidrolisis, asidogenesis, asetogenesis, dan metanogenesis. Setiap tahapan melibatkan kelompok bakteri yang berbeda. Tahap asidogenesis memegang peranan penting pada proses penguraian limbah cair tahu secara anaerob, dikarenakan produk tahap asidogenesis berupa asam asetat merupakan substrat utama bagi bakteri metanogen untuk menghasilkan gas metana. Tahap asidogenesis dilakukan oleh berbagai jenis kelompok bakteri, sebagian besar adalah bakteri anaerob obligat dan sebagian lainnya adalah anaerob fakultatif. Namun belum diketahui bakteri asidogenik dominan yang berperan menghasilkan asam organik tertinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bakteri asidogenik yang mampu menghasilkan total asam tertitrasi tertinggi dari limbah cair tahu. Pelaksanaan penelitian meliputi pengambilan sampel, pembuatan sistem anaerob secara in vitro, isolasi dan purifikasi bakteri asidogenik, seleksi isolat dengan uji TSIA, karakterisasi morfologi (koloni dan sel) dan biokimia, pembuatan inokulum, uji kemampuan asidogenik, analisis data, kesimpulan dan saran. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok yang disusun secara faktorial. Perlakuan yang diberikan meliputi persentase inokulum (A): A1=5 %, A2=10%, dan A3=15 % dan waktu inkubasi (B): B1=24 jam, B2=48 jam, dan B3=72 jam. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Parameter yang diukur meliputi produksi total asam tertitrasi, pH, kadar gula reduksi, dan total bakteri asidogenik.Satu isolat murni yang dapat memfermentasi glukosa dengan kode 1031 didapatkan dari seleksi dengan menggunakan uji TSIA. Karakterisasi morfologi koloni pada isolat terpilih adalah berwarna putih tulang, berbentuk bulat, permukaannya timbul, tepiannya rata dan karakterisasi morfologi sel isolat 1031 adalah gram negatif dan berbentuk batang. Berdasarkan hasil karakterisasi biokimia, isolat 1031 memiliki probabilitas kedekatan dengan Hafnia alvei biogp 1 sebesar 94,53 %. Hasil penelitian menunjukkan persentase inokulum dan waktu inkubasi berpengaruh signifikan terhadap produksi total asam tertitrasi. Kombinasi perlakuan terbaik adalah perlakuan A3B1 (persentase inokulum 15 % dan waktu inkubasi 24 jam). Perlakuan A3B1 menghasilkan total asam tertitrasi 2,70 %, pH 6,33, kadar gula reduksi 0,07 %, dan total bakteri asidogenik 1,1x108 CFU/ml. Studi lebih lanjut dengan penambahan berbagai jenis substrat gula diperlukan agar produksi asam organik dapat optimal.