Pengaruh Bahan Fiksasi Terhadap Ketahanan Luntur dan Intensitas Warna Kain Mori Batik Hasil Pewarnaan Kulit Kayu Mahoni (Swietenia Mahagoni)

Main Author: Muharram, MuhammadAdam
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/150220/1/A5_saddam_husen.pdf
http://repository.ub.ac.id/150220/
Daftar Isi:
  • Hasil pewarnaan kain mori pada pembuatan batik akan memberikan daya tarik yang kuat kepada konsumen untuk memilikinya. Kulit kayu mahoni mengandung senyawa flavonoid, tanin dan kuinon. Tanin merupakan zat pewarna yang menimbulkan warna cokelat atau kecokelatan. Fiksasi atau penguncian warna alami merupakan tahapan penting pada proses pembuatan batik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi dan bahan fiksasi terhadap intensitas dan ketahanan luntur warna kain mori batik menggunakan pewarna alami kulit kayu mahoni. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah bahan fiksasi yaitu tawas, tunjung dan kapur tohor. Faktor kedua adalah konsentrasi bahan fiksasi yaitu 10%, 25% dan 40% (b/v) dengan pengulangan 3 kali. Hasil perlakuan terbaik menggunakan Multiple Attribute, yaitu perlakuan bahan fiksasi kapur tohor (CaO) 40% (b/v) dengan nilai pada gosokan kering sebesar 6.4 (cukup baik), gosokan basah sebesar 10.2 (cukup), pencucian dengan uji Stanning scale (SS) sebesar 4 (baik) dan pencucian dengan menggunakan Grey scalle (GS) sebesar 2.1 (cukup baik). Hasil uji ketahanan luntur warna terhadap gosokan dan pencucian menunjukkan hasil terendah sampai terbesar yakni kapur tohor, tunjung dan tawas. Semakin rendah nilai GS dan SS maka ketahanan luntur warnanya tidak mudah pudar. Pada uji DMRT pada rerata nilai L* dihasilkan tunjung paling baik dengan konsentrasi 25%. Untuk rerata nilai a* dihasilkan nilai terbaik pada tunjung 25%. Pada rerata nilai b* dihasilkan tunjung 25%. Pada pembuatan warna alami harus diperhatikan konsentrasi bahan fiksasi yang akan digunakan, hal ini dikarenakan hasil uji DMRT menghasilkan nilai yang terbaik pada konsentrasi 25%.