Daftar Isi:
  • Kulit pisang merupakan buangan yang cukup banyak jumlahnya dikarenakan jumlah bobot kulit pisang 40% dari buahnya. Salah satu upaya pemanfaatan produk berbasis kulit buah pisang adalah dengan pembuatan ekstraksi pektin. Ekstraksi konvensional untuk mengambil senyawa pektin memakan waktu lama dan melibatkan jumlah pelarut yang banyak. Untuk itu diperlukan teknik ekstraksi yang lebih efisien dalam mengekstrak pektin, salah satunya dengan MAE (Microwave Assisted Extraction). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor yaitu lama ekstraksi (5, 10, 15 menit) dan rasio bahan:pelarut (1:10, 1:20, 1:30 b/v). Parameter yang diamati meliputi rendemen, kadar air, kadar abu, berat ekuivalen, dan analisa kadar metoksil. Dari data yang diperoleh kemudian dianalisa menggunakan analisa sidik ragam (ANOVA, α = 0,05) menggunakan program SPSS. Pemilihan perlakuan terbaik didasarkan pada metode multiple attribute. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode MAE dapat meningkatkan hasil rendemen pektin kulit pisang hingga 14,97%. Faktor rasio bahan berpengaruh nyata (α=0,05) terhadap rendemen, kadar air, kadar abu, dan kadar metoksil pektin. Lama ektraksi berpengaruh nyata terhadap semua parameter uji. Perlakuan terbaik didapat dengan kombinasi rasio bahan : pelarut 1:20 serta lama ekstraksi 15 menit. Karakteristik pektin dari perlakuan terbaik yaitu rendemen 14,97%, %, kadar air 10,84%, kadar abu 4%, berat ekuivalen 775,33 , kadar metoksil 9,52% , dan kadar galaturonat 77,75%.