Proses Sakarifikasi dan Fermentasi Bioetanol Berbahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit (Elais guineensis) Hasil Pretreatment Lindi Hitam

Main Author: Cahyono, EffendiTri
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/150183/1/Laporan_Skripsi.pdf
http://repository.ub.ac.id/150183/
Daftar Isi:
  • Bioetanol merupakan salah satu bahan bakar terbarukan yang kini banyak dikembangkan di Indonesia. Namun, prospek pengembangan bioetanol masih mengalami kendala karena masih menggunakan bahan baku berbasis pangan seperti singkong, jagung dan tetes tebu. Oleh karena itu untuk menghindari persaingan bahan baku pengadaan antara bahan pangan dan energy, bioetanol dialihkan kebiomassa, salah satunya yaitu tandan kosong kelapa sawit yang mempunyai kandungan selulosa sebesar 41,30–46,50%, bahkan di Indonesia kesediaan TKKS sangat melimpah berkisar 18,2 juta ton/tahun. Hal inilah yang menyebabkan tandan kosong kelapa sawit sangat prospek sebagai bahan baku bioetanol di Indonesia. Bioetanol lignoselulosa dibuat dari 3 tahapan yaitu pretreatment untuk mendegradasi lignin sehingga tidak menghambat proses sakarifikasi selulosa untuk memotong selulosa menjadi glukosa dan glukosa akan difermentasi menjadi alcohol. Metode penelitian ini menggunakan dua metode yaitu metode Separated Hydrolisis and Fermentation(SHF) dan metode Simultaneous Sacharification and Fermentation(SSF) dengan subtrat 15% yang sudah di pretreatment menggunakan larutan 100% lindihitam, 50% lindi hitam:50% NaOH, 30% lindi hitam:70% NaOH, dan 100% NaOH sebagai control. Proses sakarifikasi menggunakan enzim Ctex2 30 FPU dan Htex2 dengan perbandingan 1:5 dari enzim Ctex2. Kemudian proses fermentasi menggunakan yeast Saccharomyces cerevisiae 1% dari volume total 75 ml. kemudian dilanjutkan dengan penelitian menggunakan metode dan subtract terbaik dengan variasi enzim 20, 30, dan 40 FPU. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa proses SSF dan subtrat 30% lindi hitam:70% NaOH merupakan metode dan subtrat terbaik yang menghasilkan kadar etanol 5.22 % (g/g) di 24 jam dengan control subtrat 100% NaOH sebesar 6.60% (g/g) kadar etanol. Sedangkan di jam sampel berikutnya mengalami penurunan kadar etanol. Sedangkan untuk variasi enzim didapatkan hasil terbaik pada 40 FPU yaitu dengan kadar etanol 5.37% (g/g) di 24 jam pertama. Kemudian di jam sampel berikutnya juga mengalami penurunan kadar etanol.