Pengaruh Perbedaan Suhu Dan Waktu Pengeringan Terhadap Aktivitas Antioksidan Bubuk Daun Sirsak (Annona muricata L.)

Main Author: Wahyunindiani, DestaYunitasari
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 1900
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/149998/1/SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/149998/
Daftar Isi:
  • Daun sirsak (Annona muricata L.) merupakan salah satu tanaman yang sifat fungsionalitasnya digunakan untuk menjaga kesehatan manusia, sebagai obat penyakit degeneratif seperti kanker. Daun sirsak mengandung senyawa acetogenin dan dapat rusak pada suhu di atas 60oC karena teroksidasi. Daun sirsak dibubukkan agar memiliki nilai ekonomis dan lebih lama dalam penyimpanan, namun pengeringan yang tidak tepat menyebabkan penurunan aktivitas antioksidan. Penelitian ini menggunakan RAK dengan dua faktor yaitu, suhu 50; 55; dan 60oC dan waktu pengeringan 2; 2,5; dan 3 jam, dengan tunnel dryer. Parameter penelitian yaitu kadar air, aktivitas antioksidan, dan rendemen. Data yang diperoleh diuji menggunakan ANOVA dilanjutkan dengan BNT. Pemilihan perlakuan terbaik ditentukan berdasarkan kadar air sesuai SNI 01-4324-1996 yaitu maksimal 10% dan aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 < 100 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara suhu dan waktu pengeringan pada kadar air, sedangkan pada aktivitas antioksidan dan rendemen tidak menunjukkan interaksi antara suhu dan waktu pengeringan. Bubuk daun sirsak terbaik dengan kombinasi suhu 60oC dan waktu pengeringan 2 jam memiliki rerata kadar air 9,14% dan aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 26,43 ppm. Potensi daun tanaman sirsak sebagai bahan baku bubuk antioksidan masing-masing usia 1; 2; dan 3 tahun sebesar 28987,20; 105192,00; dan 271987,20 g/Ha/tahun. Dengan asumsi 1 kotak teh celup = 45 g, yang berisi 20 sachet/kotak, maka daun tanaman sirsak masing-masing usia 1; 2; dan 3 tahun menghasilkan teh celup sebesar 644; 2338; dan 6044 kotak teh celup/Ha/tahun.