Defisiensi Ruang Terbuka Hijau Di Kota Mojokerto Dengan Analisis Spasial
Daftar Isi:
- Perkembangan Kota Yang Pesat Dapat Dilihat Dari Meningkatnya Aktivitas Masyarakat Yang Sebagian Besar Dapat Menurunkan Kualitas Lingkungan. Ruang Terbuka Hijau Di Wilayah Perkotaan Merupakan Aspek Yang Penting Keberadaannya Karena Mempunyai Pengaruh Yang Besar Dalam Penyerapan CO2 Yang Dihasilkan Dari Beberapa Aktifitas Perkotaan. Sesuai Dengan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 Pemanfaatan RTH Di Wilayah Perkotaan Minimal 30% Dari Luas Wilayah. Kota Mojokerto Memiliki Luas 1646.54 Ha Dan Luas Ruang Terbuka Hijau Publik Sebesar 71.284 Ha Dengan Kepadatan Penduduk 7.302 Jiwa Per Km2.Tujuan Penelitian Ini Yaitu Mengetahui Kondisi Eksisting RTH Dan Kemampuannya Dalam Penyerapan CO2 Di Kota Mojokerto. Penelitian Ini Menggunakan Metode Spasial Yang Kemudian Dilakukan Pendiskripsian Untuk Menggambarkan Kondisi Sebaran Beban CO2 Dan Kondisi Eksisting RTH Di Kota Mojokerto Dengan Menggunakan Software Arcview 3.3. Beban CO2 Dihitung Menggunakan Persamaan Gaussian Model Dan IPCC Dan Daya Serap RTH Dari Perkalian Jumlah Pohon Dengan Daya Serap Masing-Masing Jenis Pohon. Hasil Penelitian Menunjukkan Bahwa Total Beban Emisi CO2 Sebesar 72747688.252 Kg/Th. Besarnya Total Daya Serap CO2 RTH Publik Yaitu 5529129.168 Kg/Th. Sisa CO2 Yang Belum Terserap Oleh RTH Sebesar 67218559.084 Kg/Th. Dari Perhitungan Yang Sudah Didapatkan Bahwa Ketersediaan RTH Publik Di Kota Mojokerto Belum Mampu Menyerap CO2 Secara Maksimal. Perlu Adanya Penambahan Jumlah Tanaman Pada Taman Jalan Dan Jalur Hijau Dengan Jenis Tanaman Yang Mempunyai Daya Serap Lebih Tinggi