Pemanfaatan Ampas Teh Untuk Pupuk Bokashi dengan Penambahan Kotoran Kelinci (Kajian Waktu Fermentasi dan Konsentrasi EM4)
Main Author: | Virgiawan, Rievano |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/149933/1/Rievano_Virgiawan_0911030115.pdf http://repository.ub.ac.id/149933/ |
Daftar Isi:
- Ampas teh merupakan limbah padat hasil samping proses produksi industri teh botol. Ampas teh memiliki kandungan nitrogen yang mudah diserap oleh tanaman sehingga dapat menyuburkan tanaman. Nitrogen diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang, dan akar. PT. Sinar Sosro adalah perusahaan minuman teh siap minum dalam kemasan botol di Indonesia. Kapasitas sekali proses produksi mencapai 25 kg yang dapat menghasilkan 54.546 botol. Proses produksi tersebut menghasilkan limbah sekitar 22.500 kg dalam satu bulan. Namun limbah ini hanya ditumpuk di tempat pembuangan sementara, padahal dengan jumlah limbah yang cukup besar ampas teh ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk bokashi (bahan organik kaya akan sumber hayati). Pupuk bokashi adalah pupuk alami yang terbuat dari bahan-bahan hijauan dan bahan organik lain yang sengaja ditambahkan untuk mempercepat proses dekomposisi. Kotoran hewan yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan kompos salah satunya adalah kotoran kelinci, kotoran kelinci mengandung C sebesar 2,08%, N sebesar 2,62%, P sebesar 2,46%, dan K sebesar 1,86%. Pupuk organik yang mempunyai rasio C/N tinggi akan sulit dirombak, nilai rasio C/N yang ideal untuk pupuk organik adalah 10-20. Proses pengomposan dapat dipercepat dengan adanya bantuan dari mikroorganisme, yaitu Effective Microorganism (EM4). EM4 berfungsi untuk mempercepat penguraian bahan organik, menghilangkan bau selama proses penguraian, menekan pertumbuhan mikroorganisme patogen, dan meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang menguntungkan Penelitian ini akan mengkaji pengaruh konsentrasi EM4 dengan penambahan EM4 sebanyak 25% v/b, 30% v/b, 35% v/b, dan 40% v/b serta lama fermentasi selama 4 hari dan 8 hari. Selanjutnya dilakukan uji kimiawi seperti kadar air, rasio C/N, N, P, dan K. Pengolahan data parameter dengan menggunakan analisis ragam (ANNOVA) selang kepercayaan 95% dilanjutkan uji BNT dengan taraf nyata untuk α=5%. Pemilihan perlakuan terbaik dengan menggunakan metode Multiple Atribute yang meliputi analisis rasio C/N, N, P, K, dan Kadar air. Hasil Penelitian didapatkan perlakuan terbaik ditinjau dari nilai rasio C/N, N, P, K, dan kadar air yaitu pada perlakuan dengan penambahan konsentrasi EM4 35% dan lama waktu fermentasi selama 8 hari (K3T2). Dengan nilai rasio C/N 10,15, N total 3,48%, kandungan P 0,34%, kandungan K 1,25%, dan kadar air 34,35%.