Penentuan Atribut Mutu Tekstur Tahu Untuk Direkomendasikan Sebagai Syarat Tambahan Dalam Standar Nasional Indonesi
Main Author: | Midayanto, DedyNur |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/149926/1/SKRIPSI_-_DEDY_NUR_MIDAYANTO_-_0711013028.pdf http://repository.ub.ac.id/149926/ |
Daftar Isi:
- Tahu adalah salah satu jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok kedelai dengan jalan memekatkan protein kedelai dan mencetaknya melalui proses pengendapan protein dengan atau tanpa penambahan unsur-unsur lain yang diijinkan, sehingga dihasilkan produk tahu berbentuk kotak, kenyal dalam keadaan basah. Standar Nasional Indonesia (SNI) merupakan satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia. Semua produk yang beredar di Indonesia diharapkan sesuai dengan SNI, termasuk produk pangan. Pangan harus berdasarkan suatu standar supaya tidak merugikan dan membahayakan kesehatan konsumen. Untuk menentukan bagus atau tidaknya tekstur suatu tahu, kita memerlukan suatu nilai tekstur yang menjadi standar. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai tekstur tahu yang disukai oleh masyarakat dan mengetahui kandungan air di dalam tahu yang kemudian diusulkan sebagai tambahan dalam SNI. Penelitian ini bertujuan mendapatkan atribut mutu tekstur tahu di pasaran yang disukai masyarakat dan pengaruh komposisi kimia terhadap nilai tekstur tersebut untuk direkomendasikan sebagai syarat tambahan dalam Standar Nasional Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan survei. Penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah, keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air paling tinggi terdapat pada sampel Tahu G sebesar 85,27 %, sedangkan kadar air terendah terdapat pada sampel Tahu I sebesar 78,82 %. Kadar protein paling tinggi terdapat pada sampel Tahu A sebesar 4,96 %, sedangkan kadar protein paling rendah terdapat pada sampel J sebesar 3,33 %. Nilai tekstur paling tinggi terdapat pada sampel Tahu J sebesar 8,23 N/m2,sedangkan nilai terendah pada Tahu F sebesar 4,63 N/m2. Penilaian keseluruhan panelis pada uji organoleptik digunakan sebagai dasar pengelompokan tekstur tahu serta memberi saran dalam Standar Nasional Indonesia.