Analisis Kelayakan Teknis Dan Finansial Pada Industri Pengolahan Karet Skala Kecil Di Kabupaten Musi Rawas Sumatera Selatan (Studi Kasus Pada Pabrik Dmk Dan Unit Pengolahan Karet Kelompok Tani Subur)
Main Author: | Azizah, FitriAlwi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/149861/1/SKRIPSI_FITRI_ALWI_AZIZAH_0911030091.pdf http://repository.ub.ac.id/149861/ |
Daftar Isi:
- Indonesia adalah Negara penghasil dan pengekspor karet terbesar kedua di dunia. Karet Indonesia 98% diusahakan oleh petani yang tersebar 24 propinsi. Provinsi Sumatera Selatan adalah provinsi penghasil karet terbesar di Indonesia 19% atau 1/5 dari karet Indonesia dihasilkan oleh provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten Musi Rawas merupakan kabupaten penghasil karet terbesar di Sumatera Selatan. Karet yang dihasilkan 99.9% diusahakan oleh petani dalam bentuk lump. Rendahnya mutu karet di Kabupaten Musi Rawas disebabkan oleh perilaku petani karet yang salah. Lump yang dihasilkan diolah pada 3 pabrik besar di Kabupaten Musi Rawas (Pabrik Bumi Beliti Abadi, Kirana Windu dan Pabrik Nibung). Penelitian dilaksanakan di Pabrik karet rakyat DMK dan Unit Pengolahan Karet Kelompok Tani Subur Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan pada Bulan Februari 2014 - April 2014, untuk mengetahui kelayakan industri pengolahan karet skala kecil di Kapupaten Musi Rawas. Aspek teknis yang dikaji meliputi; proses produksi, pemilihan teknologi, kapasitas produksi, tataletak. Aspek finansial yang dikaji meliputi; Break Event Point (BEP), Payback Periode (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI). Industri pengolahan karet skala kecil yang ada di Kabupaten Musi Rawas ada dua yaitu Pabrik DMK dan Unit PengolahanKaret Rakyat KelompokTani Subur. Proses yang terjadi pada kedua pabrik ini adalah pengolahan lump tebal menjadi blanket. Blanket yang dihasilkan mempunyai spesifikasi KKK 65-75% dengan ketebalan 0,1-0,6cm. Proses pengolahan lump menjadi karet yaitu: penimbangan, pencacahan, press awal, press akhir, pengeringan dan pengemasan. Hasil analisis teknis pada industri pengolahan karet skala kecil pada Pabrik DMK secara proses kapasitas, dan layout dikatakan layak, pemilihan teknologi tidak layak. Unit Pengolahan Karet Kelompok Tani Subur pada proses produksi, dikatakan layak, pemilihan teknologi, kapasitas dan layout dikatakan tidak layak perlu perbaikan. Perhitungan secara finansial saat ini pada Pabrik DMK dikatakan layak, sedangkan pada Unit Pengolahan Karet Kelompok Tani Subur dikatakan tidak layak. Usulan perbaikan dengan perbaikan aspek teknis dengan kapasitas 5 ton lump perhari didapatkan hasil yaitu modal investasi sebesar Rp 556.951.950,00, biaya operasional adalah sebesar Rp 949.710.000,00/bulan. Modal investasi didapatkan dari dana pribadi atau kelompok. Sedangkan biaya operasional didapat dari meminjam bank dengan angsuran selama 5 tahun atau Rp 299.837.817,74/tahun. Perhitungan yang dilakukan dalam jangka setahun kapasitas 5 ton perhari didapatkan total biaya produksi adalah Rp 11.226.376.951,15 terdiri dari biaya tetap Rp 101.536.951,15, biaya tidak tetap sebanyak Rp 11.124.840.000,00. Laba yang didapatkan sebanyak bersih sebanyak Rp 854.975.043,20. Analisis secara finansial pada usaha ini didapatkan hasil BEP adalah Rp 512.144.852,13, atau sebanyak 39.861,835 kg, PP didapatkan hasil sealam 2,51 tahun atau selama 30,16 bulan, NPV yang didapat adalah sebanyak Rp 7.998.656.153,57 nilai IRR didapat sebesar 18,6%, dan nilai IP/BCR adalah sebesar 1,24.