Optimasi Hydraulic Retention Time (HRT) dan Penambahan Inokulum pada Proses Pengolahan Limbah Cair Tahu dengan Menggunakan Sistem Anaerob
Daftar Isi:
- Proses produksi tahu menghasilkan limbah cair tahu sekitar 17±3 L per kilogram kedelai yang diolah. Limbah cair tahu mengandung beban organik tinggi yang apabila langsung dibuang tanpa dilakukan pengolahan akan berdampak buruk bagi lingkungan. Pengolahan secara anaerob dapat dijadikan alternatif untuk mengolah limbah cair dengan beban organik yang tinggi. Penilitian ini bertujuan untuk memperoleh suatu kombinasi optimal antara Hydraulic Retention Time (HRT) dan penambahan inokulum pada pengolahan limbah cair tahu menggunakan sistem anaerob. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Komposit Terpusat dengan menggunakan dua faktor yaitu Hydraulic Retention Time (HRT) (12, 18, dan 24 jam) dan penambahan inokulum (5%, 10%, dan 15%). Respon yang dikehendaki adalah persentase penurunan COD, BOD, dan TSS, serta kenaikan pH pada limbah cair tahu yang diolah. Hasil perlakuan yang optimum berdasarkan analisis komposit terpusat adalah pada Hydraulic Retention Time 24 jam dan penambahan inokulum 15%. Kombinasi perlakuan tersebut mampu menurunkan COD hingga 86,76%. Adapun persentase penurunan BOD didapatkan sebesar 79,23%; serta persentase penurunan TSS 67,88%. pH limbah cair tahu dapat dinaikkan hingga 4,5 pada kombinasi perlakuan tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan sistem sudah mampu mereduksi COD, BOD, dan TSS namun masih belum mampu menetralkan pH limbah cair tahu. Hal ini disebabkan pada rentang waktu 24 jam, proses degradasi anaerob masih dalam fase hidrolisis. Memperpanjang HRT dan menambah konsentrasi inokulum, serta dengan melakukan pengolahan doube treatment (anaerob-aerob, aerob-anaerob, anaerob-anaerob, atau aerob-aerob) diperlukan untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal.