Aplikasi Pef (Pulsed Electric Field) Dan Tween 80 Pada Proses Ekstraksi Minyak Atsiri Bunga Mawar

Main Author: Aprilia, Anita
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/149782/1/SKRIPSI_NITA.pdf
http://repository.ub.ac.id/149782/
Daftar Isi:
  • Bunga mawar adalah salah satu bunga yang tumbuh subur di Indonesia, biasanya digunakan sebagai bunga tabur, bunga potong, dan diambil minyak atsirinya. Minyak atsiri adalah zat berbau wangi yang diperoleh dari bagian tanaman seperti bunga. Kandungan minyak atsiri dalam bunga mawar sangat sedikit, sehingga harga minyak atsiri bunga mawar sangat mahal. Minyak atsiri bunga mawar biasanya digunakan untuk parfum, dan dan obat-obatan. Minyak atsiri bunga mawar dapat diperoleh dengan cara ekstraksi. Saat ini metode konfensional untuk mengekstrak minyak atsiri belum dapat meningkatkan rendemen minyak atsiri bunga mawar. Oleh karena itu, diperlakuan perlakuan pendahuluan untuk meningkatkan rendemen dan kualitas minyak atsiri bunga mawar. Perlakuan pendahuluan yang diharapkan dapat meningkatkan rendemen dan kualitas minyak atsiri bunga mawar adalah dengan menggunakan PEF (Pulsed Electric Field) dan Tween 80. PEF (Pulsed Electric Field) adalah metode non-termal yang menerapkan medan listrik tinggi dengan waktu yang singkat. Aplikasi dari hasil medan listrik eksternal ini adalah meningkatkan permeabiltas membran sel. Peningkatan permeabilitas membran sel tergantung dari kuat medan listrik yang di terapkan pada bahan. Tween 80 adalah surfaktan yang memiliki nilai HLB yang tinggi, baik digunakan untuk emulsi minyak dalam air. Surfaktan ini berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan, sehingga dapat menjebatani antara gugus polar dan nonpolar pada bahan yang akan di ekstrak dan minyak atsiri nantinya dapat terekstrak lebih banyak oleh pelarut. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) faktorial, dengan faktor 1 jarak anoda - katoda pada PEF (Pulsed Electric Field) yang memiliki 3 level yaitu 15 cm, 20 cm, dan 25 cm dan faktor ke dua konsentrasi Tween 80 dengan 2 level yaitu 1% dan 2%. Dari faktor tersebut didapatkan 6 perlakuan dengan 3 kali ulangan sehingga, akan didapatkan 18 kali perlakuan. Uji yang dilakukan adalah uji fisik (rendemen, indeks bias, dan warna). Hasil dari uji tersebut kemudian dianalisa menggunakan ANOVA, dan untuk mendapatkan perlakuan terbaik, menggunakan Multiple Artibute. Kemudian diuji kualitas menggunakan GC-MS. Dari hasil analisa Anova diketahui bahwa pada rendemen dan indeks bias kedua faktor saling berinteraksi, sedangkan pada warna L, a*, dan b* kedua faktor tidak saling berinteraksi. Hasil analisa Multiple Artibute didapatkan kombinasi perlakuan terbaik yaitu pada jarak anoda katoda PEF 15 cm dan konsentrasi Tween 80 sebesar 2%. Hasil perlakuan memiliki nilai rerata rendemen sebesar 0,476%, indeks bias sebesar 1,4, warna L* sebesar 28,667, warna a* sebesar 6,433, dan warna b* sebesar 14,800. Hasil analisis komposisi kimia minyak atsiri, terdapat 6 komponen penyusun. Komponen tertinggi yaitu senyawa pentacosane sebesar 42,05% dan phenylethyl alcohol sebesar 25,60%.