Analisis Ketersediaan dan Kebutuhan Air untuk Daya Dukung Lingkungan (Studi Kasus Kota Malang
Daftar Isi:
- Air merupakan salah satu unsur alam yang sangat dibutuhkan dalam keberlangsungan kehidupan makhluk hidup khususnya manusia. Selain digunakan untuk keperluan minum dan rumah tangga, air juga dimanfaatkan dalam aspek kehidupan lainnya yaitu untuk pertanian, perkebunan, perumahan, industri, pariwisata, dan lain-lain. Adanya aktivitas manusia tentunya berpengaruh terhadap pola penggunaan sumberdaya air. Penggunaan sumberdaya air yang tidak terkontrol akan menimbulkan masalah dikemudian harinya, bahkan tidak hanya akan mengalami defisit air tetapi juga dapat mengalami bencana lingkungan lainnya apabila aspek daya dukung lingkungannya telah terlampaui. daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Penentuan daya dukung lingkungan hidup dilakukan berdasarkan tiga pendekatan, salah satunya dengan pendekatan perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan air. Oleh karena itu, untuk mengetahui status daya dukung lingkungan berdasarkan ketersediaan dan kebutuhan air Kota Malang, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Ketersediaan dan Kebutuhan Air untuk Daya Dukung Lingkungan (Studi Kasus Kota Malang)”. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya ketersediaan air, mengetahui jumlah kebutuhan air, mengetahui rasio ketersediaan air dan kebutuhan air, dan menginformasikan status daya dukung lingkungan Kota Malang secara spasial. Penelitian dilakukan dengan menggunaakan metode kuantitatitif kemudian hasil dari penentuan status daya dukung lingkungan ditampilkan secara spasial dengan menggunakan program ArcView GIS 3.3. Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa besar ketersediaan air untuk Kec. Kedungkandang sebesar 142,990 Juta m3/tahun, Kec. Sukun 115,747 Juta m3/tahun, Kec. Klojen 31,652 Juta m3/tahun, Kec. Blimbing 63,698 Juta m3/tahun, dan Kec. Lowokwaru sebesar 81,012 Juta m3/tahun. Maka besarnya ketersediaan air di Kota Malang sebesar 435,099 Juta m3/tahun. Besarnya kebutuhan air di Kota Malang untuk berbagai peruntukkan (pertanian, domestik, non domestik, industri, pemeliharaan sungai) tahun 2012 yaitu pada Kec. Kedungkandang sebesar 43,396 Juta m3/tahun, Kec. Sukun 44,849 Juta m3/tahun, Kec. Klojen 21,539 Juta m3/tahun, Kec. Blimbing 38,323 Juta m3/tahun, dan Kec. Lowokwaru sebesar 44,906 Juta m3/tahun. Maka besarnya kebutuhan air di Kota Malang tahun 2012 sebesar 193,013 Juta m3/tahun. Dan kebutuhan air di Kota Malang untuk tahun 2032 mendatang yaitu pada Kec. Kedungkandang sebesar 53,145 Juta m3/tahun, Kec. Sukun 49,853 Juta m3/tahun, Kec. Klojen 21,945 Juta m3/tahun, Kec. Blimbing 40,148 Juta m3/tahun, dan Kec. Lowokwaru sebesar 46,659 Juta m3/tahun. Maka besarnya kebutuhan air di Kota Malang untuk tahun 2032 mendatang sebesar 211,750 Juta m3/tahun. Berdasarkan hasil analisis ketersediaan air dan kebutuhan air menyatakan bahwa status daya dukung lingkungan aspek sumberdaya air Kota Malang tahun 2012 dan prediksinya hingga tahun 2032 dapat dikatakan aman untuk Kecamatan Kedungkandang dan Sukun, sedangkan untuk 3 kecamatan lainnya yaitu Kecamatan Lowokwaru, Blimbing, dan Klojen masih membutuhkan pengawasan dikarenanakan status daya dukung lingkungannya masih dikatakan aman bersyarat.