Esktraksi Minyak Atsiri Bunga Mawar Dengan Metode Pelarut Menguap Menggunakan Perlakuan Pef (Pulsed Electric Field)

Main Author: Noviaty, Rizka
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/149725/1/SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/149725/
Daftar Isi:
  • Mawar merupakan salah satu jenis tumbuhan yang dapat menjadi bahan baku pembuatan minyak atsiri. Kandungan minyak atsirinya yang sangat kecil menyebabkan harga minyak atsiri bunga mawar sangat mahal, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai ekstraksi minyak atsiri bunga mawar agar minyak yang dihasilkan lebih banyak. Perlakuan pendahuluan yang dapat diterapkan adalah PEF (Pulsed Electric Field). PEF merupakan metode pengolahan pangan non-thermal yang menggunakan penerapan medan listrik tinggi pulsa dengan waktu pendek. Pada proses ekstraksi, penggunaan PEF ini dapat membantu mempercepat proses dan menghasilkan hasil ekstraksi lebih banyak, karena sistem kerja PEF ini adalah membuka sel-sel biologis yang terdapat pada bunga. Salah satu metode ekstraksi dalam proses ekstraksi minyak adalah ekstraksi menggunakan metode pelarut menguap, dengan pelarut n-Heksan. Prinsip ekstraksi menggunakan metode pelarut menguap ini adalah minyak atsiri dilarutkan dalam bahan dengan pelarut, kemudian ekstraksi berjalan secara sistematis pada suhu kamar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kombinasi perbandingan pelarut dan waktu PEF yang tepat, agar dapat meningkatkan rendemen dan kualitas minyak atsiri bunga mawar. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) menggunakan 2 faktor. Faktor 1 perbandingan pelarut sebesar 1:2 dan 1:3, kemudian faktor 2 adalah waktu PEF selama 7, 10 dan 13 detik. Hasil perlakuan terbaik viii diperoleh pada perbandingan pelarut 1:3 dengan waktu PEF selama 13 detik. Perlakuan terbaik tersebut menghasilkan rendemen sebesar 0,419% dan indeks bias sebesar 1,460; tingkat kecerahan (L*) sebesar 27,900; tingkat warna kemerahan (a*) sebesar 7,133; dan tingkat warna kekuningan (b*) sebesar 9,333. Hasil analisis komposisi kimia minyak atsiri terdapat 9 komponen penyusun, komponen tertinggi yaitu senyawa eicosane sebesar 38,79% dan phenyl ethyl alcohol sebesar 31,58%.