Pengaruh Bahan Fiksasi Terhadap Ketahanan Luntur dan Intensitas Warna Kain Mori Batik Hasil Pewarnaan Daun Alpukat (Persea americana Mill.)

Main Author: Prayitno, RohmadEko
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/149709/1/SKRIPSI_%28full%29_-_ROHMAD_EKO_P..pdf
http://repository.ub.ac.id/149709/
Daftar Isi:
  • Hasil pewarnaan kain mori batik akan memberikan rangsangan sensorik yang kuat kepada konsumen untuk memilikinya. Daun alpukat mengandung senyawa flavonoid, tanin dan kuinon. Tanin merupakan zat pewarna yang menimbulkan warna cokelat atau kecokelatan. Fiksasi (penguncian warna) merupakan tahapan penting pada proses pembuatan batik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi dan bahan fiksasi terhadap intensitas dan ketahanan luntur warna kain mori batik dengan menggunakan pewarna alami serbuk daun alpukat. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah bahan fiksasi yaitu tawas, tunjung dan kapur tohor. Faktor kedua adalah konsentrasi bahan fiksasi yaitu 5%, 10% dan 15% (b/v) dengan pengulangan 3 kali. Hasil perlakuan terbaik menggunakan Multiple Attribute, yaitu pada perlakuan menggunakan bahan fiksasi kapur tohor (CaO) dengan konsentrasi 15% (b/v) dengan nilai intensitas warnanya yaitu nilai L* sebesar 35.99 ; nilai a* sebesar +19.57 ; nilai b* sebesar +23.93 ; ΔE (perbedaan warna) sebesar 14.46 yang berarti ada pengaruh besar. Gabungan dari nilai L*, a* dan b* menghasilkan warna yang terlihat oleh mata berwarna coklat. Uji ketahanan gosokan kering dan basah menunjukkan nilai SS (Stainning Scale) sebesar 2.00 (baik) dan 5.87 (cukup baik). Uji ketahanan pencucian menunjukkan nilai SS (Stainning Scale) sebesar 3.87 (baik) dan nilai GS (Grey Scale) sebesar 0.67 (baik sekali). Hasil uji intensitas warna menunjukkan bahwa bahan fiksasi tunjung mampu mengikat L* lebih kuat. Bahan fiksasi kapur tohor mampu mangikat axis nilai a* dan b* lebih kuat. Sedangkan bahan fiksasi tawas mempunyai kekuatan paling lemah untuk mengikat L*, a* dan b*. Konsentrasi bahan fiksasi tidak berpengaruh terhadap kekuatan mengikat axis nilai a* dan b*, tetapi hanya mampu mengikat nilai L*. Semakin tinggi konsentrasi bahan fiksasi, maka ketahanan luntur warnanya semakin baik.