Bioremediasi Logam Kromium pada Limbah Cair Industri Penyamakan Kulit Menggunakan Isolat Bakteri Indigenous
Daftar Isi:
- Salah satu persoalan yang dihadapi oleh industri adalah tanggung jawab terhadap lingkungan, hal ini berkaitan dengan limbah atau buangan yang dihasilkan oleh industri dari proses yang dilakukannya. Industri penyamakan kulit menggunakan kromium sebagai tanning agent atau bahan penyamak pada kulit yang diproses. Penggunaan kromium pada industri penyamakan kulit menyebabkan adanya kandungan logam berat kromium terutama pada limbah cair. Kromium terutama kromium valensi enam diketahui sebagai salah satu jenis logam berat yang bersifat karsinogenik pada manusia dalam konsentrasi tertentu. Pengolahan limbah cair industri penyamakan kulit yang mengandung kromium perlu dilakukan sebelum dialirkan pada lingkungan karena toksisitasnya. Pengolahan secara biologis dengan menggunakan bakteri resisten kromium yang diisolasi dari limbah cair industri penyamakan kulit dapat menjadi salah satu alternatif pengolahan limbah cair industri penyamakan kulit selain pengolahan secara fisika atau kimia. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kemampuan isolat bakteri indigenous dalam mereduksi kandungan logam kromium pada limbah cair industri penyamakan kulit. Empat isolat bakteri resisten kromium diperoleh dari limbah cair industri penyamakan kulit, yaitu isolat yang dikodekan dengan isolat 11040, 21000, 21011, dan 21012. Identifikasi yang dilakukan secara parsial menunjukkan tiga isolat merupakan bakteri gram negatif dan satu isolat lainnya merupakan bakteri gram positif. Uji kemampuan reduksi kromium oleh isolat bakteri yang dilakukan pada media pertumbuhan (Luria-bertani mengandung kromium 2 mg/L) menunjukkan bahwa isolat 11040, 21000, 21011, 21012 serta kontrol masing-masing dapat mereduksi kromium hingga 34,6%, 35,0%, 37,0%, 42,1%, dan 6,8% selama lima hari. Isolat 21012 yang memiliki kemampuan reduksi kromium paling tinggi diujikan pada limbah cair industri penyamakan kulit. Isolat 21012 dapat mereduksi kromium hingga ≈97% selama lima hari baik pada limbah cair dengan perlakuan sterilisasi maupun tanpa perlakuan sterilisasi. Adapun pH pada limbah cair diketahui telah memenuhi baku mutu limbah bagi industri di Jawa Timur yang disyaratkan untuk limbah cair dengan perlakuan sterilisasi yaitu 6,8, sedangkan limbah cair tanpa perlakuan sterilisasi di bawah batas yang ditentukan yaitu 5,6. Isolat bakteri yang diperoleh berpotensi untuk digunakan dalam bioremediasi limbah cair industri penyamakan kulit yang mengandung kromium karena dapat bekerja pada kondisi lingkungan yang sesungguhnya. Studi lebih lanjut mengenai identifikasi, karakterisasi, dan optimasi pada isolat bakteri yang diperoleh diperlukan untuk mengetahui kemampuan isolat bakteri dalam pengolahan limbah cair industri penyamakan kulit dalam skala yang lebih besar.