Daftar Isi:
  • Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang jumlah penderitanya bertambah dengan cepat. Diabetes melitus terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara transportasi glukosa ke dalam sel dengan produksi insulin oleh pankreas. Kekurangan insulin akan menimbulkan hiperglikemia. Pada umbi-umbian kandungan polisakarida larut air pada tumbuhan tersebut dapat memiliki efek penurunan gula darah pada manusia karena kandungan serat pangan yang dapat mengembalikan kerja insulin dalam tubuh. Hal ini menyebabkan adanya waktu perbaikan fungsi insulin kembali. Menurut penelitian sebelumnya mie instan gadung, mie instan garut, mie instan kimpul, mie kering ubi kelapa dan mie kering gembili merupakan mie yang memiliki kandungan serat pangan dan polisakarida larut air. Kedua senyawa bioaktif dapat menurunkan glukosa darah pada penderita diabetes mellitus. Penelitian ini menggunakan pecobaan secara in vivo pada mie dari 5 umbi yang digunakan. Sebagai perbandingan, digunakan mie dari tepung terigu dan pakan standar yaitu AIN-93M. Penelitian ini menggunakan metode rancangan tersarang (Nested Design) yang disusun dari 2 faktor, yaitu faktor I jumlah tikus yang dikelompokkan menjadi 8 kelompok yaitu tikus normal dengan pakan AIN-93M (D1), tikus hiperglikemik dengan pakan AIN-93M(D2), tikus hiperglikemik pakan mie instan (D3), tikus hiperglikemik pakan mie kering gembili (D4), tikus hiperglikemik pakan mie instan gadung(D5), tikus hiperglikemik ut (D7), tikus hiperglikemik pakan mie instan kimpul (D8) dan faktor II yaitu penurunan gula darah yang diukur setiap minggunya pada minggu ke-0(t0), ke-1(t1), ke-2(t2),ke-3(t3) dan ke-4(t4) dengan 5 kali pengulangan dan pada minggu terakhir 3 tikus perkelompok akan diambil caecum untuk dilakukan analisa SCFA. Lalu diuji respon gula darah menggunakan MTT(meal test tolerance). Tikus yang diberi glukosa secara oral dengan dosis 2g/kg bb. Kadar gula ditentukan setelah 30 menit pada menit ke 0, 30, 60, 90 dan 120 setelah pemberian makan mie sehat. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan analisa ragam (ANOVA) kemudian dilanjutkan dengan uji BNT dan DMRT dengan (α=0.05). Hasil penelitian menunjukkan pada tahap pengujian MTT (Meal Tolerance Test) menunjukkan bahwa mie instan gadung memiliki total peningkatan kadar gula darah terendah dengan 11,06 mg/dL atau sekitar 14.98 %. Mie instan kimpul, mie kering ubi kelapa, mie instan garut dan mie kering gembili secara berurutan memiliki peningkatan kadar glukosa darah terendah yaitu 18.82 mg/dl atau sekitar 28%, 21.23 mg/dl atau 30.55%, 23.49 mg/dl atau sekitar 32% dan 24.12 atau sekitar 34%. Lalu pada pengujian efek hipoglikemik, perlakuan yang dapat menurunkan gula darah paling tinggi yaitu kelompok tikus dengan pakan mie instan gadung dengan penurunan sebanyak 130.61 mg/dL atau sekitar 58.81 %. Sedangkan mie kering ubi kelapa, mie instan kimpul,mie instan garut dan mie kering gembili secara berurutan memiliki total penurunan gula darah tertinggi. Pada mie kering ubi kelapa memiliki penurunan glukosa darah sebesar 119.3 mg/dl, mie instan kimpul sebesar 115.48 mg/dl, mie instan garut 106.87 mg/dl, mie kering gembili 98.12 mg/dl. Dari hasil data tersebut kelima mie berbahan dasar umbi-umbian dapat dikonsumsi oleh penderita diabetes karena mampu menurunkan Kadar Glukosa Darah pada penderita diabetes khususnya penderita diabetes tipe 2 karena memiliki kandungan serat dan PLA yang mampu meringankan kinerja sel beta pankreas untuk mengembalikan responnya untuk memproduksi jumlah insulin. Pada penelitian kadar SCFA pada tikus di minggu trakhir pengujian, kandungan Total SCFA tertinggi didapat oleh tikus kontrol positif dengan 51.610 mmol/L. Kesimpulan dari penelitian ini didapat mie instan gadung dapat memberikan pengaruh penurunan gula darah terhadap tikus yang mengidap hiperglikemia. Dan kandungan SCFA hanya berpengaruh sedikit terhadap efek penurunan gula darah pada tikus.