Iradiasi Sinar Gamma pada Telur Ayam Boiler Sebagai Upaya Peningkatan Keamanan Pangan (Kajian Dosis Iradiasi dan Penyimpanan Suhu 4°C)
Main Author: | Kalfat, AbdulJabarJordana |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/149574/1/Skripsi_FIX1.pdf http://repository.ub.ac.id/149574/ |
Daftar Isi:
- Telur ayam broiler adalah salah satu produk hewani yang banyak dikonsumsi oleh penduduk Indonesia, karena nutrisi yang tinggi dan harganya yang terjangkau di kalangan masyarakat. Tingginya kadar protein pada telur tersebut akan dimanfaatkan oleh mikroba patogen yang akan menyebabkan telur mudah rusak serta tidak aman untuk dikonsumsi. Pemerintah melalui badan standarisasi nasional telah membuat peraturan untuk melindungi konsumen, dalam mengkonsumsi telur ayam boiler segar, melalui Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 3926 tentang batas maksimum cemaran mikroba pada telur segar, dimana jumlah Total Plate count (TPC) maksimal untuk produk telur ayam boiler segar adalah 1 x 105 cfu/g, jumlah bakteri Escherichia coli maksimal 1 x 101 MPN/g, dan tidak boleh mengandung Salmonella. Untuk mengeliminasi mikroba tersebut dapat dilakukan dengan cara pengasinan, pemasakan, atau refrigerasi. Akan tetapi metode tersebut dapat merusak nutrisi dan organoleptik, sehingga diperlukan metode yang lain, untuk menjaga nutrisi serta menghilangkan mikroba patogen sehingga tetap aman untuk dikonsumsi. Salah satu teknik mengeliminasi mikroba yang sedang dikembangkan saat ini adalah dengan menggunakan metode iradiasi sinar gamma. Metode ini menggunakan gelombang elektromagnetik untuk menghilangkan mikroba yang ada pada bahan pangan. Iradiasi makanan bertujuan untuk menghambat atau mencegah petumubuhan mikroba patogen, sehingga diharapkan aman untuk dikonsumsi. Metode iradiasi sinar gamma akan lebih efektif jika dikombinasikan dengan penyimpanan suhu dingin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iradiasi dan suhu dingin terhadap jumlah bakteri patogen pada telur ayam boiler. Penelitian ini mengunakan telur segar yang kemudian diiradiasi dengan dosis 0, 1, 2, dan 3 kGy dan disimpan pada suhu ±4°C. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan 2 faktor. Faktor 1 Terdiri dari 4 Level yaitu dosis iradiasi sinar gamma dan faktor II terdiri dari 2 Level yaitu waktu penyimpanan pada suhu dingin, sehingga didapatkan 8 kombinasi perlakuan. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali ulangan, kemudian dibandingkan dengan hasil uji mikrobiologi pada Standar Nasional Indonesia (SNI). Berdasarkan hasil penelitian total mirkoba kontaminan pada analisa angka lempeng total mengalami penurunan dari 5,5 x 106 cfu/g menjadi 1,8 x 101 cfu/g, bakteri Escerichia coli dari 64 MPN/g menjadi 3 MPN/g, dan Salmonella tidak ditemukan pada sampel yang diuji. Penelitian ini juga menunjukan, semakin tinggi dosis iradiasi sinar gamma yang dipakai, jumlah mikroorganisme yang ada pada sampel uji semakin menurun.