Pengaruh Jenis Pelarut Dan Lama Ekstraksi Terhadap Ekstrak Karotenoid Labu Kuning (Cucurbita Moschata) Dengan Metode Ultrasonic Assisted Extraction

Main Author: Wahyuni, DyahTri
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/149563/1/skripsi.pdf
http://repository.ub.ac.id/149563/
Daftar Isi:
  • Labu kuning merupakan salah satu komoditas yang cukup melimpah di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik tahun 2003 menunjukkan hasil rata-rata produksi labu kuning di Indonesia berkisar antara 20-21 ton per hektar. Labu kuning mengandung karotenoid tinggi antara 10-160 mg/100 gr (Nawirska et al., 2011). Karotenoid memiliki efek positif bagi kesehatan karena berfungsi sebagai prekursor vitamin A dan antioksidan. Karotenoid dapat diambil melalui proses ekstraksi. Ekstraksi konvensional untuk mengambil senyawa karotenoid umumnya memakan waktu lama dan melibatkan proses termal yang dapat merusak karotenoid. Untuk itu diperlukan teknik ekstraksi yang lebih efisien dalam mengekstrak karotenoid, salah satunya dengan metode Ultrasonic Assisted Extraction (UAE). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pelarut dan lama waktu ekstraksi terhadap karotenoid dan aktivitas antioksidan yang dihasilkan oleh labu kuning serta mendapatkan perlakuan terbaik. Penelitian dilakukan dengan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor. Faktor 1 adalah jenis pelarut yang terdiri dari 3 jenis pelarut yaitu aseton, etil asetat dan n-heksan. Faktor 2 adalah lama waktu ekstraksi yang terdiri dari 3 level yaitu 5, 15 dan 25 menit. Masing-masing perlakuan diulang 3 kali sehingga diperoleh 27 satuan unit percobaan. Data yang diperoleh kemudian dianalisa menggunakan Analysis of Varian (ANOVA), dilanjutkan dengan uji DMRT atau uji lanjut BNT dengan selang kepercayaan 5%. Penentuan perlakuan terbaik dengan menggunakan metode multiple attribute (Zeleny). Hasil perlakuan terbaik dibandingkan dengan kontrol (maserasi) menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jenis pelarut dan lama ekstraksi memberikan interaksi yang nyata (α=0,05) terhadap parameter total karotenoid dan aktivitas antioksidan IC50 dan berpengaruh nyata (α=0,05) terhadap rendemen, tingkat kecerahan (L*), tingkat kemerahan (a*) dan tingkat kekuningan (b*) namun tidak berpengaruh nyata terhadap pH. Perlakuan terbaik diperoleh dari jenis pelarut n-heksan dan lama ekstraksi 25 menit dengan total karotenoid 575,22 (μg/gr), aktivitas antioksidan IC50 134,17 ppm, pH 6,51, rendemen 17,85%, tingkat kecerahan (L*) 18,13, tingkat kemerahan (a*) 13,70 dan tingkat kekuningan (b*) 13,04. Hasil uji t antara perlakuan terbaik dan kontrol menunjukkan perbedaan nyata (α=0,05) pada semua parameter selain pH. Hasil uji stabilitas menunjukkan terjadinya penurunan kestabilan akibat peningkatan suhu, lama penyinaran dan pH asam.