Ekstraksi Antosianin Dari Limbah Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.) Metode Microwave Assisted Extraction (Kajian Lama Ekstraksi Dan Rasio Bahan:Pelarut)

Main Author: Farida, Rita
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/149543/1/SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/149543/
Daftar Isi:
  • Manggis merupakan tanaman hutan tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara salah satunya berada di negara Indonesia. Pada umumnya, buah manggis dikonsumsi daging buahnya sedangkan kulit yang mencakup 3⁄4 bagian dibuang. Padahal kulit buah manggis mengandung 59,3 mg/100 g atau 593 ppm antosianin. Salah satu upaya pemanfaatan produk berbasis kulit buah manggis adalah dengan pembuatan ekstraksi antosianin kulit manggis sebagai pewarna makanan alami dan digunakan sebagai minuman fungsional. Antosianin banyak digunakan sebagai pewarna alami dan efeknya positif bagi kesehatan karena berfungsi sebagai antioksidan. Ekstraksi konvensional untuk mengambil senyawa antosianin umumnya memakan waktu lama dan melibatkan proses termal yang dapat merusak antosianin. Untuk itu diperlukan teknik ekstraksi yang lebih efisien dalam mengekstrak antosianin, salah satunya dengan MAE (Microwave Assisted Extraction). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama ekstraksi dan rasio bahan:pelarut yang digunakan terhadap ekstraksi antosianin pada kulit buah manggis. Penelitian dilakukan dengan metode RAK secara faktorial dengan 2 perlakuan yaitu lama ekstraksi (L) yang terdiri atas 3 level (5, 10, 15 menit) dan rasio bahan:pelarut (R) yang terdiri atas 3 level (1:10, 1:20, 1:30 b/v). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 27 satuan percobaan. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan analisa ragam (ANOVA) kemudian diuji lanjut menggunakan BNT 5%. Penentuan perlakuan terbaik dengan menggunakan metode zeleny. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa perlakuan lama ekstraksi dengan microwave dan rasio bahan:pelarut memberikan pengaruh nyata (α=0,05) terhadap nilai kadar antosianin, aktivitas antioksidan, pH, rendemen, tingkat kecerahan, dan nilai °hue ekstrak antosianin limbah kulit buah manggis. Namun tidak terjadi interaksi antara kedua perlakuan tersebut. Perlakuan terbaik diperoleh dari perlakuan lama ekstraksi selama 10 menit dan rasio bahan:pelarut 1:20 (b/v), dengan kadar antosianin 177,56 ppm, aktivitas antioksidan 83,95%, pH 2,45, rendemen 35,19%, tingkat kecerahan (L) 18,63, nilai °hue 25,59, dan kadar total fenol 2362,95 ppm GAE. Perbandingan antara ekstraksi MAE dan ekstraksi konvensional sebagai kontrol menujukkan bahwa ekstraksi dengan MAE menghasilkan nilai yang lebih baik pada semua parameter yang diuji. Hasil uji stabilitas menunjukkan terjadinya penurunan kestabilan antosianin seiring naiknya pH, suhu dan waktu pemanasan. Hasil kestabilan antosianin terhadap pH yaitu pada pH1 sampai pH3 penurunan absorbansi kurang signifikan dan hasil kestabilan antosianin terhadap suhu yaitu pada suhu 40°C penurunan nilai retensi warna kurang siginifikan. Pada suhu 60, 80, dan 100°C penurunan retensi warna cukup tinggi, dimana retensi warna terendah pada suhu 100°C selama 3 jam mencapai 28,039 %.