Analisis Kelayakan Teknis Dan Finansial Produksi Selai Dari Tanaman Nipah (Nypa Fruticans) (Studi Kasus Di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur)

Main Author: Priadianto, RioWidiyan
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/149495/1/SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/149495/
Daftar Isi:
  • Nipah (Nypa fructicans) adalah jenis palem yang tumbuh di lingkungan hutan mangrove atau daerah pasang surut tepi laut. Nipah sering dianggap sebagai tanaman liar karena tumbuh secara alami atau tumbuh tanpa adanya budidaya secara khusus. Luas tanaman nipah di seluruh Indonesia diperkirakan mencapai 700.000 ha atau 10% dari luas lahan pasang surut yang mencapai 7 juta ha, dengan rerata populasi pohon 8.000/ha diperkirakan total populasi nipah di Indonesia mencapai 5.600 juta pohon. Di wilayah Provinsi Jawa Timur, daerah sentra tanaman nipah adalah Pulau Bawean, di wilayah tersebut terdapat 280 ha tanaman nipah yang tersebar di kawasan pantai. Buah nipah muda cocok untuk dijadikan kolangkaling, dan buah nipah tua dapat dijadikan tepung yang menjadi bahan pembuatan makanan. Nipah mampu menghasilkan nira yang memiliki rasa manis seperti nira kelapa dan nira aren. Nira nipah mempunyai kadar gula 15 – 20%. Hal ini merupakan potensi yang sangat besar sebagai sumber pemanis. Untuk meningkatkan nilai ekonomis dari tanaman nipah, maka dapat memanfaatkan nira dan buahnya untuk diolah menjadi sebuah produk yang memiliki nilai ekonominya yang lebih tinggi, diantaranya diolah menjadi koktail dan selai. Selai adalah makanan setengah padat yang dibuat dari buah-buahan dan gula dengan kandungan total padatan minimal 65%. Komposisi bahan mentahnya ialah 45 bagian buah dan 55 bagian gula. Syarat selai yang baik adalah mudah dioleskan dan mempunyai aroma dan rasa buah asli. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kelayakan kelayakan teknis dan finansial produksi selai dari tanaman nipah. Analisis kelayakan teknis dilakukan terhadap teknologi yang digunakan, ketersediaan bahan baku utama dan bahan pembantu, penentuan kapasitas produksi, penentuan tenaga kerja. Analisis kelayakan finansial yang dilakukan meliputi biaya-biaya produksi seperti : biaya investasi, biaya pemeliharaan, biaya tenaga kerja dan biaya depresiasi. Selain itu, pengkajian aspek finansial pada penelitian ini juga meliputi perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP), Break Event Point (BEP), Efisiensi Usaha (R/C ratio), Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), dan Internal Rate of Return (IRR). Hasil perhitungan finansial menunjukkan bahwa Harga Pokok Produksi (HPP) Selai Nipah sebesar Rp3.300,00 dengan harga jual sebesar Rp4.700,00 per botol dengan berat netto 200 gr. Break Even Point (BEP) tercapai pada tingkat penjualan sebesar 94.106 unit atau senilai Rp442.296.620,80. Efisiensi usaha (R/C ratio) sebesar 1,45. Net Present Value (NPV) sebesar Rp598.329.610,30. Internal Rate of Return (IRR) sebesar 59,1% dan Payback Period (PP) selama 1,1 tahun. Berdasarkan analisis kelayakan finansial yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa produksi Selai Nipah layak.