Efek Hipoglikemik Teh Herbal Berbasis Kulit Salak Varietas Pondoh (Salacca edulis) Terhadap Hispatologi Pankreas Tikus Wistar Jantan Diabetes Yang Diinduksi Aloksan

Main Author: Anjani, PutriPuncak
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/149488/1/skripsi_lengkap_putri_puncak_anjani.pdf
http://repository.ub.ac.id/149488/
Daftar Isi:
  • Diabetes melitus merupakan suatu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. World Health Organization (WHO) pada tahun 2009 telah mengkategorikan Diabetes melitus sebagai penyakit global dengan jumlah penderita di dunia mencapai 199 juta jiwa dan diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat. Sejauh ini pengobatan diabetes yang telah dilakukan adalah suntikan insulin dan obat antidiabetik oral yang tergolong mahal dan memberikan efek samping. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, mengarahkan pengobatan diabetes dengan menggunakan pangan fungsional, salah satunya adalah minuman teh herbal. Kulit salak pondoh (Salacca edulis) yang biasanya hanya dijadikan limbah ternyata memiliki khasiat dalam penyembuhan diabetes karena terdapat kandungan antioksidan seperti flavonoid dan tannin. Selain kulit salak, tanaman yang jumlahnya melimpah di Indonesia dan mengandung antioksidan yaitu pandan wangi dan kayu manis. Hal ini menjadikan peluang kulit salak, pandan wangi, dan kayu manis dapat dikembangkan menjadi teh herbal berbasis kulit salak untuk pengobatan diabetes. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menentukan formulasi terbaik dari Teh Herbal Berbasis Kulit Salak dan mengetahui pengaruh pemberian teh herbal berbasis kulit salak dalam menurunkan kadar glukosa darah tikus serta pengaruhnya terhadap hispatologi sel pankreas tikus wistar diabetes yang diinduksi aloksan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor. Faktor I yaitu proporsi filtrat kulit salak : daun pandan wangi (60:40 (v/v), 75:25 (v/v), 90:10 (v/v)) dan faktor II yaitu penambahan filtrat kayu manis (1%,2%,4%). Formulasi teh herbal dengan perlakuan terbaik menggunakan metode zeleny selanjutnya diuji secara in vivo untuk mengetahui potensinya sebagai minuman fungsional untuk diabetes. Pada percobaan in vivo digunakan metode penelitian Nested design dengan 6 perlakuan yaitu kontrol negatif, positif, teh herbal berbasis kulit salak dosis 3,6ml/200g bb dan 7,2ml / 200g bb, filtrat kulit salak serta kontrol obat. Data penelitian dianalisa dengan menggunakan Analysis of Varian (ANOVA) dan apabila terdapat perbedaan maka dilanjutkan dengan uji lanjut BNT atau DMRT dengan α=5%. Perlakuan terbaik pada penelitian ini didapatkan pada produk teh herbal berbasis kulit salak dengan proporsi filtrat kulit salak : filtrat pandan wangi 90% : 10% dengan penambahan filtrat kayu manis dengan konsentrasi 4% dengan total fenol sebesar 166,020 ppm, Ic50 561,111 ppm, Aktivitas antioksidan 76,62%, pH 6,73, Kecerahan (L) 25,57, Kemerahan (a) 10,77 dan flavonoid (positif). Penurunan kadar glukosa darah pada metode in vivo sebesar 42,19% dan 54,43% untuk perlakuan teh herbal dosis 3,6ml/200g bb dan 7,2ml / 200g bb serta 38,77% untuk perlakuan filtrat kulit salak. Hasil hispatologi pankreas pada pemberian teh herbal dosis 7,2 ml/ 200g bb mampu memperbaiki kerusakan pankreas paling baik akibat induksi aloksan. Kesimpulan pada penelitian ini bahwa pemberian teh herbal dosis 7,2ml / 200g bb memiliki efektifitas yang sama dengan glibenklamid dan mampu memperbaiki hispatologi pankreas lebih baik dari glibenklamid , sehingga diharapkan teh herbal berbasis kulit salak dapat menjadi minuman alternatif untuk pengobatan DM.