Pengaruh Pemberian Bubuk Kakao (Theobroma Cacao L) Hasil Penyangraian Vakum sebagai Preventif terhadap Kondisi Stres Oksidatif Tikus Wistar (Rattus norvegicus) Akibat Asupan Minyak Jelantah

Main Author: Anugrawati, Chintya
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/149441/1/skripsi_FIX.pdf
http://repository.ub.ac.id/149441/
Daftar Isi:
  • Permasalahan kesehatan dan munculnya berbagai macam penyakit pada dekade terakhir ini mendorong banyaknya upaya manusia untuk mengeksplorasi penyebab munculnya penyakit dan menemukan solusinya. Salah satu penyebab munculnya penyakit adalah adanya kerusakan sel yang disebabkan oleh stres oksidatif. Stres oksidatif muncul akibat paparan radikal bebas dalam tubuh yang dapat bersumber dari induksi minyak jelantah. Kakao merupakan salah satu hasil utama perkebunan di Indonesia. Produksi kakao yang terus mengalami peningkatan menjadikan Indonesia sebagai salah satu penghasil kakao terbesar di dunia. Salah satu hasil pengolahan kakao berupa bubuk kakao hasil penyangraian vakum merupakan produk olahan biji kakao yang tinggi akan kandungan polifenol. Polifenol dalam kakao, terutama katekin, dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi, berperan dalam pencegahan penyakit kardiovaskular dan pencegahan kanker. Polifenol dalam kakao dapat berperan sebagai antioksidan yang akan menghalau radikal bebas yang bersifat karsinogenik, sehingga tidak sempat menempel dengan DNA sel sehingga kerusakannya bisa dicegah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek antioksidan bubuk kakao sebagai bahan campuran pakan tikus terhadap peningkatan aktivitas SOD dan penurunan kadar MDA darah tikus sebagai preventif kondisi stres oksidatif akibat asupan minyak jelantah. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Tersarang (Nested Design) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor I terdiri dari kelompok kontrol normal, kontrol stres oksidatif, kelompok pemberian pakan dengan konsentrasi bubuk kakao 10%, serta kelompok pemberian pakan dengan konsentrasi bubuk kakao 20%. Faktor II adalah waktu pengambilan sampel yaitu minggu ke(-1), minggu ke-0, minggu ke-1, minggu ke-2, minggu ke-3 dan minggu ke-4. Data hasil penelitian dianalisis statistik menggunakan analisis ragam (ANOVA) diikuti uji lanjut BNT dan DMRT (α=0,05). Berdasar hasil penelitian, faktor jenis perlakuan pemberian pakan dan waktu pengambilan sampel memberikan pengaruh yang nyata (α=0,05) terhadap kadar MDA dan aktivitas SOD serum darah. Kelompok pemberian pakan dengan konsentrasi bubuk kakao 10% memiliki rerata aktivitas SOD sebesar 4,11 unit/ml, kadar MDA sebesar 46,29 ng/ml dan rasio MDA/SOD sebesar 11,27. Kelompok pemberian pakan dengan konsentrasi bubuk kakao 20% memiliki rerata aktivitas SOD sebesar 4,76 unit/ml, kadar MDA sebesar 52,54 ng/ml dan rasio MDA/SOD sebesar 11,03. Persentase peningkatan aktivitas SOD kelompok pemberian bubuk kakao 10% sebesar 87,46% dan kelompok pemberian bubuk kakao 20% sebesar 97,64%. Persentase penurunan kadar MDA kelompok pemberian bubuk kakao 10% sebesar 26,24% dan kelompok pemberian bubuk kakao 20% sebesar 30,74%. Korelasi antara kadar MDA dan aktivitas SOD serum darah menunjukkan hubungan negatif yang kuat dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,622.