Ekstraksi Melati Putih MenggunakanTeknologi Kejut Listrik Terhadap Mutu Minyak Atsiri Concrete (Kajian Rasio Bahan Baku dan Pelarut Heksana serta Lama Kejutan Listrik)

Main Author: Nisak, Hoirun
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/149321/1/SKRIPSI_NISAK.pdf
http://repository.ub.ac.id/149321/
Daftar Isi:
  • Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor agroindustri potensial untuk mendapatkan devisa. Data statistik ekspor-impor dunia menunjukkan bahwa konsumsi minyak atsiri dan turunannya naik sekitar 10% dari tahun ke tahun (Prasetyawati, 2010).). Pada umumnya perindustrian minyak atsiri di Indonesia memproduksi minyak atsiri produk pertama hasil ekstraksi bunga menggunakan pelarut yang disebut concrete. Melati putih (Jasminum sambac) adalah salah satu jenis tanaman melati yang dikembangkan di Indonesia dan berpotensi menghasilkan minyak atsiri. Melihat produktivitas panen bunga melati putih yang baik di Indonesia dan permintaan minyak bunga yang tinggi di pasaran dunia dibandingkan dengan minyak atsiri lainnya merupakan peluang bisnis di Indonesia. Namun, pada tahun 2006 volume ekspor minyak atsiri melati di Indonesia mengalami penurunan drastis lebih dari 50% (DAI, 2009). Permasalahan utama penurunan volume ekspor minyak melati adalah teknologi produksi yang digunakan. Teknologi ekstraksi minyak bunga yang berkembang saat ini pada industri skala kecil adalah penyulingan. Teknologi penyulingan memiliki banyak kelemahan karena menghasilkan rendemen (yield) minyak yang sedikit. Berdasarkan permasalahan ini, diperlukan inovasi proses pada ekstraksi penguapan pelarut dengan metode baru yaitu kejut listrik. Kejut listrik (Pulsed Electric Field) merupakan salah satu metode pengolahan pangan non-thermal karena diproses pada suhu kamar atau dibawahnya selama beberapa detik dan mampu memperkecil kehilangan nutrisi yang disebabkan oleh pemanasan (Spreer, 1998). Sehingga, aplikasi pengolahan kejut listrik pada proses ekstraksi diharapkan dapat mempersingkat waktu proses pengolahan dan mutu produk yang dihasilkan lebih baik dari metode konvensional. Penelitian dianalisis menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) menggunakan 2 faktor. Faktor I (rasio bahan dan pelarut heksana) terdiri 2 level yaitu P1 = 1:2 (b/v) dan P2 = 1:2,5 (b/v). Faktor II (lama kejutan listrik) terdiri 3 level yaitu 3 sekon, 5 sekon dan 7 sekon. Sehingga diperoleh 6 kombinasi perlakuan masing-masing diulang sebanyak 3 kali. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan lama kejutan listrik 3 sekon, 5 sekon dan 7 sekon berpengaruh nyata (α=5%) terhadap total rendemen dan nilai indeks bias. Perlakuan rasio antara bahan baku dan pelarut heksana (1:2 b/v dan 1:2,5 b/v) berpengaruh nyata (α=5%) terhadap total rendemen dan tidak berpengaruh nyata terhadap nilai indeks bias minyak melati concrete. Perlakuan terbaik diperoleh dari kombinasi rasio bahan baku dan pelarut 1:2,5 (b/v) dengan lama kejutan listrik selama 7 sekon. Perlakuan terbaik tersebut menghasilkan rendemen sebesar 2,02%, nilai indeks bias 7,1, kandungan linalool sebesar 6,33% dan benzyl acetate sebesar 3,05%.